Pemuda Islam dari 4 Negara Susuri Khazanah Islam di Pesisir Jawa

BAS BELIA MABIMS. (Kemenag)

dakwatuna.com – Surabaya. Sebanyak 42 Delegasi dari negara-negara anggota Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) mengikuti kegiatan “Bas Belia MABIMS 2014” yang digelar di Indonesia pada 22 hingga 28 Oktober 2014. Kegiatan bertajuk “Pemimpin Serantau, Pemikir Global” tersebut dihelat di empat kota, yakni Surabaya, Situbondo, Banyuwangi, dan Denpasar.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama (Kemenag), Prof. Dr. Nur Syam, ketika membuka secara resmi kegiatan tersebut mengatakan bahwa tantangan yang dihadapi peserta Bas Belia Mabims ini demikian berat, karena pada tahun 2015 akan diberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), dimana semua hal di kawasan Asia Tenggara bebas masuk ke dalam negeri tanpa batasan. Untuk menghadapi itu, dikatakan Nur Syam, para peserta Bas Belia Mabims harus memiliki pendidikan karakter. Pendidikan karakter itulah, menurutnya, yang mampu menyaring dampak negatif dari penerapan MEA.

Panitia kegiatan Bas Belia MABIMS tahun 2014 sengaja memilih kota-kota di pesisir utara Pulau Jawa dengan tujuan memperkenalkan corak Islam pesisir Nusantara yang secara kultural memiliki perbedaan dengan model keberislaman di pedalaman. Selama satu pekan para peserta diperkenalkan dengan pesantren-pesantren ternama di Jawa Timur seperti Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Surabaya, Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Situbondo, dan Pondok Pesantren Darussalam Banyuwangi.

Sementara itu pulau Bali menjadi tujuan akhir dengan tujuan untuk memperkenalkan persentuhan antara penyebaran dan peri kehidupan umat Islam dengan budaya dan tradisi Hindu di Pulau Dewata tersebut. Para peserta Bas Belia MABIMS sangat antusias dan saling bertukar pikiran dan gagasan mengenai corak kehidupan Islam di masing-masing negara, juga mengenai khazanah dan tradisi keislaman di Nusantara.

Bas Belia MABIMS sendiri merupakan perhelatan tahunan yang digelar bersama oleh negara-negara Asia Tenggara yang memiliki Kementerian Agama. Delegasi yang dikirim untuk mengikuti kegiatan ini adalah pemuda berusia 25 sampai dengan 30 tahun yang diharapkan akan mendapatkan wawasan regional yang utuh dan memadai dalam hubungan antar negara. Pada tahun 2014 ini, Indonesia mengirimkan 12 delegasi, termasuk pegawai Ditjen Bimas Islam, Sigit Kamseno. Sementara delegasi Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura masing-masing mengutus sepuluh pemuda yang aktif di Kementerian Agama negara setempat, dan aktivis-aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

Kegiatan selama tujuh hari tersebut diakhiri dengan penampilan sejumlah tarian tradisional Indonesia, sambutan dari perwakilan delegasi masing-masing negara, dan ditutup secara resmi oleh Kepala Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Agama RI, Prof. Dr. Ahmad Gunaryo. Sekalipun demikian seluruh peserta Bas Belia MABIMS masih berinteraksi dengan memanfaatkan fitur aplikasi instant messaging Whatsapp dan Facebook untuk saling bertukar pikiran mengenai perkembangan Islam di kawasan Asia Tenggara. (abr/dakwatuna)

Seorang suami dan ayah
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...