dakwatuna.com
Aku tak pernah berhasil untuk jauh, aku selalu ingin pulang
Rasa gelisah menggandrungi, saat tak melihatmu
Sebab aku terlalu sering merasakan kehadiranmu
Wanita yang paling berjasa di seluruh hidupku
Satu-satunya manusia yang pernah mempertaruhkan hidupnya untukku
Sekolah pertamaku
Tiada engkau, tiada aku
Kalau aku bisa persembahkan bulan,
itu untukmu…
Bukan aku yang memintamu untuk ambilkan bulan
Semua lagu tentangmu pasti aku nyanyikan
Tapi aku gengsi tuk menyanyikannya di hadapanmu
Aku hanya tak kuat menahan air mata saat membangun romantisme denganmu
Aku ingin engkau tahu wahai Ummi…
Bahagiamu adalah bahagiaku
Namun, boleh jadi engkau berkata begitu diam-diam kepadaku
Mentari pagi memang menghangatkan bumi, tapiā¦
Tanpa kau menggendongku keluar
Ku tak dapatkan itu
Malam dingin bisa mematikanku
Kalau saja tubuh mungilku tak kau dekap saat itu
Kau bertindak dengan hati dan naluri
Logikamu menyatu dengan rasa sebab aku darah dagingmu
Aku hanya membisu ketika kau sakit
Sebenarnya aku pilu dan amat malu
Mengapa sulit kukatakan bahwa aku benar-benar mencintaimu, Ummi…
Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya
Beri Nilai: