dakwatuna.com – Tunisia. Pemerintah Tunisia memutuskan untuk menutup perbatasan daratnya dengan Libya dimulai dari Jumat ini hingga Minggu (24-26/10/2014) guna mengamankan pelaksanaan pemungutan suara Pemilu Legislatif pada Minggu, 26 Oktober 2014, sebagaimana diberitakan Aljazeera (24/10/2014).
Langkah tersebut diambil setelah seorang aparat keamanan Tunisia dilaporkan tewas dalam aksi baku tembak dengan kelompok bersenjata yang berlindung di sebuah rumah di kota Tunis, ibukota Tunisia.
Dalam keterangan resmi yang dikeluarkan Kementerian Pertahanan Tunisia, disebutkan bahwa aparat keamanan akan menutup dua perbatasan darat dengan Libya, Ra’su Jadir dan Az-Zahabiyah, pada 24-26 Oktober 2014, kecuali bagi keperluan diplomatik atau keadaan darurat.
Terkait kelompok bersenjata yang berlindung di sebuah rumah di kota Tunis tersebut, dijelaskan bahwa pihak keamanan masih mengupayakan untuk dapat berunding dengan pelaku yang disinyalir terdiri dari dua atau lebih laki-laki bersenjata bersama dua orang perempuan dan sejumlah anak-anak.
Perempuan dan anak-anak sebagaimana dimaksud dipastikan bukan sandera, tetapi keluarga dari pelaku yang masih ada kaitannya dengan kelompok radikal bersenjata di Tunisia.
Selain berupaya meringkus pelaku kekerasan, pihak Kemhan Tunisia juga mengumumkan peristiwa peledakan ranjau di bawah sebuah mobil di Provinsi Al-Kaaf dekat perbatasan dengan Aljazair, yang melukai dua orang tentaranya. (aljazeera/rem/dakwatuna)
Redaktur: Rio Erismen
Beri Nilai: