Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Cek Lagi Iman Kita

Cek Lagi Iman Kita

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (iluvislam.com)
Ilustrasi (iluvislam.com)

dakwatuna.com – Ibarat pohon yang sedang berkembang, ia hanya akan rapuh apabila tidak disiram. Begitu pula hati. Kesibukan dunia terkadang menutup hati kita dari cita-cita akhirat dengan alasan tidak mampu mencari waktu untuk mengingat dan melakukan aktivitas keagamaan. Bangun pagi, kerja/kuliah, pulang malam, istirahat. Seakan shalat hanyalah menjadi sebuah aktivitas tanpa ruh. Pernahkah merasakan hal yang sama?

Dalam keadaan itu, terkadang kita akan mengalami beberapa masa lemah. Ketika hati merasa jauh dari Allah, namun tidak tahu apa yang harus dilakukan. Seolah-olah ingin berhenti sejenak dan mulai timbul beberapa alasan untuk ‘diam’. CEK LAGI IMAN KITA. 4 kata sederhana yang penuh makna. Ketika kita malas untuk menghadiri rapat, cek lagi iman kita. Ketika kita malas untuk bangun shalat malam dan berdzikir kepada Allah, cek lagi iman kita. Ketika kita malas untuk belajar, cek lagi iman kita.

Mengimani sesuatu yang ghaib memang tidak mudah. Tetapi marilah kita ingat kembali firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 2 yang artinya, “Kitab (Al-Quran ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa, yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menyedekahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka”.

Hal pertama yang bisa kita lakukan adalah mengingat kembali nikmat yang telah Allah berikan. Mengingat kembali ketika kita masih dapat melihat orang tua kita, ketika kita masih dapat mendengar suara adzan dan suara burung yang berkicau, ketika ban motor kita tidak bocor dalam perjalanan menuju tempat kerja, dan ketika kita masih mampu melangkahkan kaki tanpa bantuan orang lain. Sekilas hal ini terlihat sepele, tetapi tanpa nikmat-nikmat ini, maka aktivitas kita tidak akan berjalan dengan lancar.

Shalat dan membaca Al-Quran adalah jembatan untuk dapat berkomunikasi dengan Allah. Allah berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 153 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. Lima waktu adalah waktu yang sesuai untuk mengistirahatkan pikiran dan tenaga kita dari kesibukan dunia. Kesegaran air wudhu dan ketenangan ketika berkomunikasi dengan Allah adalah saat yang tidak boleh kita lewatkan. Membaca Al-Quran juga demikian.

Jika kita masih belum mampu merasakan ruh saat melaksanakan shalat atau membaca Al Quran, selain kembali mengingat nikmat yang Allah berikan, mendatangi majelis ilmu adalah salah satu cara efektif untuk mengisi iman kita. Mendatangi majelis ilmu dapat berupa halaqah atau kajian. Kembali bertemu dengan kekuatan ukhuwah bersama orang-orang sholeh akan menguatkan hati kita yang gersang akan iman.

Satu hal tidak boleh kita lupakan adalah janji Allah pasti benar. Masih kita ingat ketika kota terbesar dan terkuat di dunia, Konstantinopel, dapat dikalahkan oleh seorang pemuda berusia 23 tahun karena keyakinannya akan janji Allah yaitu bisyarah bahwa kemenangan kaum Muslim di atas kaum yang lain pasti benar. Iman adalah penopang bagi kita untuk meyakini kekuasaan dan bergerak di dunia semata-mata untuk mendapatkan ridha dari-Nya sehingga tidak ada alasan untuk melupakan kepentingan akhirat dalam kesibukan dunia.

(dlt/hdn)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswi semester 3 Program Studi Teknik Fisika UGM, penerima Beasiswa Unggulan CIMB Niaga 2013, anggota PSDM Cendekia Teknika, anggota Komunitas Mahasiswa Sentra Energi (KAMASE) UGM, dan alumni Gadis Sampul 2009 yang ingin menekuni bidang jurnalistik sebagai hobi.

Lihat Juga

Keimanan Adalah Keberpihakan

Figure
Organization