Topic
Home / Narasi Islam / Dakwah / Orang Munafik Dalam Barisan Dakwah

Orang Munafik Dalam Barisan Dakwah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (amuhkrenzz.blogspot.com)
Ilustrasi. (amuhkrenzz.blogspot.com)

dakwatuna.com – Di dalam buku-buku sirah nabawiyah sudah banyak dijelaskan kisah masyhur orang munafik di kalangan Rasulullah dan para sahabatnya di Madinah. Ya, dialah sang tokoh munafik Madinah, Abdullah bin Ubay bin Salul. Sebelum Rasulullah hijrah ke Madinah, kedua suku besar di Madinah yaitu suku Aus dan Kajraj ingin memulai sebuah perdamaian dengan akan diangkatnya seorang pemimpin dari kalangan mereka. Setelah bermusyawarah mereka pun sepakat untuk mengangkat Abdullah bin Ubay bin Salul untuk menjadi pemimpin besar kedua suku tersebut. Hingga pemimpin itu sudah dipersiapkan untuk upacara pembai’atan, datanglah Rasulullah SAW yang hijrah dari Mekah menuju Madinah. Kaum muslimin di Madinah pun menyambutnya dengan suka cita. Dengan datangnya seorang Rasul di kalangan mereka, maka otomatis pemimpin tertinggi kaum muslimin adalah Rasulullah SAW. Dengan begitu gugurlah jabatan Abdullah bin Ubay bin Salul untuk menjadi pemimpin mereka.

Dari kejadian tersebut muncullah dalam diri Abdullah bin Ubay bin Salul perasaan kecewa, dengki, iri dan marah atas gagalnya ia menjadi pemimpin Madinah. Perasaan itu senantiasa ia bakar dengan perbuatan-perbuatan yang tujuannya merusak kesolidan kaum muslimin. Walaupun ia juga ikut masuk Islam, namun hatinya menolaknya. Ia berpura-pura baik terhadap kaum muslimin, juga senantiasa mengikuti ibadah-ibadah yang dilaksanakan kaum muslimin. Namun di sisi lain ia terus mengobarkan kebencian dan menghasut semua sahabat-sahabat Rasulullah untuk membenci Rasul. Allah menutup pintu hatinya dari hidayah, hingga ia matipun masih dalam keadaan munafik.

Dengan melihat kisah tersebut, kita tahu bahwa di dalam barisan dakwah yang dipimpin seorang Rasul pun masih ada orang munafik yang tumbuh subur dan menggerogoti barisan dari dalam. Di antara tujuan mereka melakukan adalah; membuat kekacauan di kalangan internal, memprovokasi dan menebarkan perpecahan dalam du’at dan barisan para pejuang. Dan yang paling berbahaya adalah mereka meneliti rencana para dai dan rahasia para pejuang dan memberikan informasi-informasi berharga tersebut kepada pihak-pihak tertentu dari musuh-musuh dakwah.

Salah seorang pakar tafsir Prof. Dr. Zaid Umar al ‘Ishi ketika menjelaskan Surat Al Munafiqun beliau menyatakan bahwa Surat Al-Munafiqun adalah surat yang menjelaskan tentang pergerakan dan manuver kaum munafik. Isi dari surat ini adalah menjelaskan tentang bagaimana penyusupan kaum munafik dalam kehidupan kaum muslimin. Berkaitan akan bahaya tipu daya dan manuver mereka, maka Allah memberikan rambu-rambu sebagaimana dalam firman-Nya: “Mereka (orang-orang munafik) adalah musuh maka hati-hatilah dari mereka…” (QS. Al-Munafiqun: 4).

Kisah tentang kaum munafik bukanlah sebatas dongeng pengantar tidur. Namun, kisah tentang munafik harus dijadikan pelajaran bahwa kalangan ini akan terus eksis selama di sana masih ada yang namanya komunitas mukmin. Dan ini sebenarnya bisa diatasi dengan adanya filter ketat, baik ketika masih berada dalam fase dakwah, persiapan maupun ketika dalam kondisi meletusnya semangat berjuang. Nashir al Jullail menyatakan, “Hendaknya barisan kaum muslimin dibentengi dari infiltran yang menampakkan kesalehan, kecintaannya kepada dakwah dan jihad. Sehingga mereka (kalangan munafik) tidak bisa masuk menembus barisan para dai. Karena mereka akan berusaha masuk lebih jauh hingga sampai kepada pemangku kebijakan atau dalam level yang bisa memberikan pengaruh dalam perjalanan dakwah”

Adapun saran yang ditawarkan oleh al Jullail selain yang sudah disebutkan sebelumnya, agar terbebas dari infiltrasi adalah; peduli akan terbentuknya pribadi-pribadi yang kokoh, melakukan pembinaan dan pendidikan terhadap para kader meskipun memakan waktu yang cukup panjang, tidak memberikan posisi yang strategis kecuali sosok-sosok yang sudah teruji pendidikannya, kesabaran, keutamaan, ketaqwaan dan kejujurannya, serius dalam pendidikan dan pembinaan serta cermat dalam memilih, tetap hati-hati terhadap kalangan yang mempunyai rekam jejak ada kemunafikan meskipun mereka sudah terlihat saleh, juga harus waspada dengan sosok-sosok yang namanya langsung melambung secara mendadak di tengah barisan du’at, mencari faktor yang melambungkan namanya, apakah karena jerih payah amalnya atau karena ada pihak-pihak tertentu yang mengorbitkan dan melejitkannya, jangan sekali-kali memberikan posisi dakwah kepadanya.

Dakwah karena Allah yang dilakukan bersama-sama adalah tujuan yang yang sangat mulia, jangan sampai barisan yang telah kita susun rapi dan solid dihancurkan oleh orang munafik yang dilakukan dari dalam tubuh kita sendiri. Sikap waspada terhadap apapun adalah langkah awal untuk mencegah hal-hal yang dapat merusak barisan dakwah. Wallahu’alam bi showab.

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 4.00 out of 5)
Loading...
Mahasiswa Pendidikan Matematika di IKIP PGRI Madiun yang lahir pada tgl 14 April 1989. yang sekarang masih aktif dalam organisasi Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Daerah Madiun sebagai Ketua bidang Kaderisasi serta sebagai Kedua Dewan Penasehat Pengurus (DPP) LDK UKKI At-Tarbiyah IKIP PGRI Madiun. Selalu semangat dalam mencari ilmu...

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization