Topic
Home / Narasi Islam / Resensi Buku / Keajaiban Rezeki Setelah Menikah

Keajaiban Rezeki Setelah Menikah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Cover buku "Keajaiban Rezeki Setelah Menikah".
Cover buku “Keajaiban Rezeki Setelah Menikah”.

Judul: Keajaiban Rezeki setelah Menikah
Penulis: Rizem Aizid
Penerbit: Safirah
Cetakan: I, September 2014
Tebal buku: 162 Halaman
ISBN: 978-602-255-503-2

Jalan Rezeki setelah Menikah

dakwatuna.com – Seorang sahabat pernah berkata kepada saya, “…Saya tidak mau menikah sebelum punya kerja dan gaji gede!” Ada juga yang berkata, “Saya belum siap menikah karena belum punya penghasilan yang cukup untuk menafkahi istri.” Yang lain berkata, “Kalau saya menikah, mau dikasih makan apa anak istri saya nanti?” Dan, banyak lagi ungkapan lain yang sering saya dengar dari teman-teman saya yang-menurut saya -sudah cukup umur untuk menikah. (Halaman 5). Paragraf tersebut merupakan mukaddimah kata pengantar dari Rizem Aizid yang mengilhami ide juga untuk menelurkan buku dengan judul Keajaiban Rezeki setelah Menikah dengan tebal 162 halaman.

Alasan-alasan ekonomi memang salah satu alasan yang paling banyak diutarakan oleh kaum lelaki untuk tidak menikah. Seakan-akan, alasan tersebut melegitimasi keputusan mereka untuk tidak menikah. Padahal janji Allah Swt. dalam surat An-Nur ayat 32 yang artinya …”Dan, kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan, Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui.

Bahwa Allah memerintahkan dan mewajibkan orang-orang yang sendirian untuk segera menikah. Kewajiban yang ditegaskan ayat tersebut tak lain adalah agar kita tidak terjerumus ke dalam perzinaan dan dosa-dosa besar lainnya. Maka dari itu, jika Allah Swt. sudah menjamin orang yang menikah dari segi finansial (memampukan mereka dengan karunia-Nya). Masihkah kita takut menikah lantaran belum mempunyai pekerjaan atau gaji yang besar?

Buku bejudul “Keajaiban Rezeki setelah Menikah” karya Rizem Aizid ini hadir di tengah-tengah kita untuk menjawab kegelisahan para bujangan dan perawan yang masih belum yakin atau takut-takut untuk melegalkan hubungan. Buku ini merupakan salah satu referensi bagi calon manten, karena di dalamnya berisi seputar hubungan antara rezeki dan menikah. Tidak hanya itu, di dalam buku ini dilengkapi dalil-dalil tentang janji Allah Swt. bagi orang-orang yang akan menikah.

Keajaiban Rezeki setelah Menikah ini dilengkapi dengan testimoni tentang kisah keajaiban rezeki dari orang-orang yang telah menikah. Namun sangat disayangkan karena kisah inspiratif yang disuguhkan sangat singkat ceritanya. Akan tetapi masih tetap mengena bagi siapa saja yang membacanya.

Buku ini berisi dua bagian dan tiap-tiap bagian berisi beberapa pointer. Bagian I, tentang mengais rezeki dengan menikah, dan bagian 2, tentang kisah-kisah keajaiban rezeki orang setelah menikah. Bahasa yang digunakan Rizem Aizid ini sangat sederhana dan sama sekali tidak menggurui, ringan dan penuh pemahaman. Sangat mudah dicerna meskipun banyak berisi dalil-dalil akan tetapi tidak membosankan.

Kehadiran buku ini hendak melenyapkan segala kekhawatiran sejumlah orang dalam hal finansial yang membuat mereka selalu menunda untuk menikah. Sehingga bersama buku ini, semoga pembaca yang masih single bersegera menikah, kaya raya, sejahtera, dan tentu saja bahagia di dunia dan akhirat. Memang tidak dipungkiri finansial itu faktor utama penunjang kehidupan, dan kita sebagaimana manusia juga harus realistis. Kebutuhan hidup manusia semakin mahal hari ke hari, namun sebagai manusia yang beriman harusnya kita tidak perlu setakut itu. Pasti Allah akan menolong hamba-hamba-Nya tepat pada waktunya dan sesuai kebutuhannya.

 

Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Lahir di Rembang pada 11 Oktober 1988, pada saat Aliyah nyantri di Perguruan Islam Mathali'ul Falah Kajen Pati, dan meneruskan kuliah di IIQ Jakarta sambil menghafalkan Al-Qur'an dan kini istri dari H.MA.Ahmad Fathur Rahman SH. Ibu dari MA.Ashim Asyrafuddin. Sebagai ibu rumah tangga yang kadang-kadang menulis di media.

Lihat Juga

Bukan Mau tapi Siap, Inilah 4 Hal yang Wajib Dilakukan Muslimah Sebelum Menikah

Figure
Organization