dakwatuna.com
Gemerlapnya bintang tak mampu selimuti sendu hati iniā¦ cinta-Nya merobek hening demi hening terdengar isak yang menyesak.
Dalam sujud yang tak lagi melumpuhkan, dalam kata yang tak lagi menyejukkan, dalam senyum yang tak lagi mengobati,
Mungkin hatiku telah bergambut,
Menyambar dan meronta pada ayat terjaga kepunyaan-Mu.
Hanya sebatas mahkota yang telah rombeng, mengelupas di setiap sisinya.
Senja pun semakin menggelap, menyisakan tubuh parauku tak berkesudahan, menunggu firman-Mu menyala pada kalbuku tergeletak tak berdaya,
Beri aku cahaya, pimpin aku di jalanmu dengan berseri,
Dengan-Mu jalan ini ada,
Jalan yang membuat tidurku terjaga, jalan yang membuat buta pada dunia, jalan yang membuat tetesan mataku tak lagi menetes, jalan yang membuat tubuhku semakin terkoyak, otakku semakin terserak pada ujung malam aku menunggu cinta-Mu,
Dengan-Mu jalan ini ada,
Engkau adalah nakhoda, tempat usaha, cinta, harapan ini bermuara, sempurna menatap alam raya, wahai Tuhanku. Di manakah Engkau? Teguhkan langkahku untuk mengerti satu per satu lelah ini hingga berganti Lillah.
Dengan-Mu jalan ini ada,
Dalam desiran angin sempurna berkata,
Beri aku cahaya, wahai Tuhan pemilik setiap nyawa,
Katakan cinta pada hatiku yang bertanya,
Hingga kurasakan tak ada yang jatuh sembab dan terluka,
Dengan-Mu jalan ini ada,
Pada-Mu ku ingin menjaganya, hingga darah kembali ke kediamannya,
Pada-Mu kuserahkan segala usaha, saat mata kembali memejam sempurna,
Dengan-Mu jalan ini ada.
Redaktur: Deasy Lyna Tsuraya
Beri Nilai: