dakwatuna.com Menuju Kesatuan Umat
dakwatuna.com – Jakarta. Setelah dihujani interupsi dari para peseta sidang paripuirna di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta, Selasa (7/10) malam. Saat ini, Rabu (8/10) dini hari sidang paripurna pemilihan pimpinan MPR diputuskan secara voting.
Setelah mendengar dan satu per satu interupsi dari beberapa anggota MPR, Ketua MPR sementara yaitu Maimanah Umar (74) dari DPD melayani akhirnya memutuskan voting atau pemungutan suara dan menentukan Paket A dan Paket B.
Namun, karena ada 2 paket berbeda yang diusulkan, maka sesuai Tatib sidang MPR pasal 21 ayat 7 pemilihan dilakukan melalui pemungutan suara bukan musyawarah mufakat. “Karena ada lebih dari satu paket, maka pemilihan akan dilakukan melalui mekanisme pemungutan suara,” kata pimpinan MPR sementara, Maimanah Umar.
Paket A, dari Koalisi Indoesia Hebat (KIH) mengajukan nama Oesman Sapta Odang sebagai calon Ketua MPR dan empat Wakil Ketua MPR yang terdiri dari Ahmad Basarah (PDIP), Imam Nachrowi (PKB), Patrice Rio Capella (Nasdem), dan Azrul Azwar (PPP). Sedangkan Paket B, Koalisi Merah Putih (KMP) menyodorkan nama Zulkifli Hasan sebagai calon Ketua MPR dan empat Wakil Ketua MPR yang terdiri atas Mahyudin (Golkar), EE Mangindaan (Demokrat), Hidayat Nur Wahid (PKS), dan Oesman Sapta Odang (DPD).
Saat voting, para anggota MPR diusulkan dilarang membawa alat komunikasi. Ketua MPR sementara pun setuju.
Selanjutnya, calon ketua MPR menyampaikan visi misi. Giliran pertama adalah Oesman Sapta. “Mari kita rebut yang tertinggi, yaitu Ketua MPR,” ucap Oesman yang diusung KIH. Sementara Zulfifli Hasan yang diusung KMP menyatakan dirinya tidak berencana menjadi Ketua MPR. “Tidak pernah mengejar jabatan MPR, tapi garis tangan (saya) sampai di sini,” tukas Zulkifli. Ia pun sempat berpantun mengenai hal itu.
Sampai berita ini diturunkan, proses voting pemilihan pimpinan MPR masih berjalan. Diperkirakan voting akan selesai jelang subuh. (ans/lip6/abr/dakwatuna)
Redaktur: Abdul Rohim
Beri Nilai:
(No Ratings Yet)
Loading...Tentang Abdul Rohim
