Jusopin Siswa Berprestasi Yang Terancam Putus Sekolah

Jusopin sedang membaca di perpustakaan

dakwatuna.com – Jusopin Rissan Hadie Archesonka (15 tahun), merupakan siswa yang berprestasi. Siswa kelas 1 SMA Daaruttaqwa, Cibinong, Bogor, Jawa Barat, tersebut mahir berpidato (muhadharah) bahasa Arab dan Inggris.

Perpisahan yang menerpa biduk rumah tangga ayahanda Haris Meihartono (52 tahun) dengan ibunda Siti Hasanah (48 tahun) sejak tiga tahun lalu, tidak membuat prestasi belajar Jusopin menurun. Bahkan, meski keadaan ekonomi terpuruk, lantaran sang ayah tidak memberi nafkah lagi, pada kelas 3 SMP Jusopin juara satu lomba pidato baik yang berbahasa Arab maupun Inggris.

Di tengah semangat menuntut ilmu, kini Jusopin terancam putus sekolah. Karena biaya SPP sudah menunggak cukup besar, yakni Rp 13.950.000,-. (Enam bulan tunggakan SPP Kelas 2 SMP sebesar Rp 4.200.000,-; sepuluh bulan tunggakkan SPP Kelas 3 SMP Rp 7.500.000,). Dan tunggakan kelas satu SMA selama tiga bulan Rp 2.250.000,-).

Maklumlah, sejak menjanda, Siti Hasanah bekerja serabutan membantu tetangga. Namun penghasilannya tidak seberapa untuk keperluan makan sehari-hari saja sering tidak mencukupi.

Hal itu pun menjadi keprihatinan pihak yayasan tempatnya bersekolah. Namun karena biaya operasional yang cukup tinggi, pihak yayasan tidak dapat membebaskan biaya sekolah Jusopin. “Sangat disayangkan jika Jusopin tidak dapat melanjutkan pendidikannya hingga tamat dan lulus,” ungkap Ibu Dias, pengurus yayasan SMP dan SMA Daaruttaqwa saat ditemui tim Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA).

Melalui program Indonesia Belajar (IB), BWA mengajak kaum Muslimin mendonasikan sebagian hartanya untuk melunasi tunggakan SPP-nya. Sehingga ia dapat tetap sekolah untuk menggapai cita-citanya dan pahala pun akan dilimpahkan Allah SWT kepada kita semua yang telah membantu sesama.

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...