dakwatuna.com – Gaza. Sebuah sumber keamanan Hamas di Gaza mengatakan bahwa istri salah seorang mata-mata Israel berkomunikasi dengan pihaknya terkait suaminya yang menjadi mata-mata Israel, dan berkeinginan untuk bertobat.
Seperti diberitakan Zaman Press, Selasa (26/8/2014) hari ini, kesaksian sang istri, “Aku merasa curiga dengan tindak-tanduk suamiku. Maka untuk menghilangkan kecurigaan itu, Aku pun bertanya kepada kepadanya, tapi membantah tuduhanku itu. Untunglah aku sempat mendengar saat dia berkomunikasi dengan militer Israel. Aku yakinkan dia untuk menyerahkan diri. Saat itu aku minta diceraikan kalau tidak mau menyerahkan diri.”
Upaya meyakinkan suaminya itu, menurut penuturan sang istri kepada Hamas, cukup berat dan sulit. “Aku tidak hanya cek-cok dan berperang dengan dirinya, tapi juga dengan diriku sendiri. Karena aku mencintainya, dan memiliki dua orang anak darinya. Maka saat Hamas memulai operasi pemberantasan para mata-mata, aku segera menghubungi salah seorang kerabat yang mempunyai hubungan dekat dengan anggota Hamas. Dia berjanji akan membantu dan merahasiakan masalah ini.”
Tentang bagaimana proses penyerahan dirinya, sang istri menceritakan, “Suamiku tidak pergi ke mana-mana. Tapi ada beberapa orang Hamas yang datang. Terjadi perbincangan yang cukup lama. Hingga akhirnya, suamiku mengakui bahwa dia adalah mata-mata Israel.
Sebelumnya, Jumat yang lalu sebanyak 13 orang mata-mata menyerahkan diri karena Hamas memang menjalankan operasi “Cekik Leher” untuk memberantas mata-mata Israel. Mereka yang telah mengaku dan menyerahkan diri akan dirahasiakan ke publik, bahkan ada yang dilepaskan.
Terdapat seorang mata-mata yang menyerahkan diri setelah dilaporkan oleh keluarganya, ayah dan kakaknya. Ketika dilaksanakan operasi pemberantasan mata-mata, sang ayah yang datang sendiri menyerahkan anaknya. (msa/dakwatuna)
Redaktur: M Sofwan
Beri Nilai: