Ide Unik Walikota Depok dalam Memajukan Wilayahnya

Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail. (terasjakarta.com)

dakwatuna.com – Jakarta.  Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail sepertinya tidak pernah kehabisan ide unik untuk memajukan daerahnya. Kali ini politikus PKS itu melibatkan aparaturnya untuk mengimplementasikan ide tersebut.

Sebenarnya sudah beberapa kali ide yang dilontarkan bekas menteri kehutanan itu menuai pro dan kontra. Tetapi Nur Mahmudi maju terus karena menjamin idenya berdampak positif.

Wali kota yang pernah datang ke KPK dengan motor itu menjamin ide-idenya orisinil. Dia pun meminta agar warganya mau menjalankan dengan sepenuh hati.

Berikut ide-ide unik Nur Mahmudi yang dikutip dari merdeka.com:

 

1.    Minta PNS mudik bawa pohon dari kampung

Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail menganjurkan kepada aparaturnya untuk membawa pohon asal daerahnya untuk ditanam di wilayah Kota Depok.

“Kami ingin mereka yang mudik bisa berpartisipasi dalam menjadikan Kota Depok hijau,” kata Nur Mahmudi, usai upacara di lapangan Balaikota Depok, seperti dikutip dari Antara, Senin (4/8/14).

Nur Mahmudi mengatakan para PNS yang mudik ini membawa tanaman kelapa asal Pangandaran, manggis, cengkeh, dari Purwakarta. Selain itu ada juga pohon manggis dari Banyuwangi, mangga gedong dari Pangandaran, kelapa gading dari Surabaya dan lainnya.

Nanti pohon-pohon tersebut akan ditanam di wilayah Pemerintah Depok dan juga wilayah lainnya seperti di Universitas Indonesia, Mako Brimob Kelapa dua, dan juga Kostrad Cilodong.

“Kita ingin bangun taman kota yang representatif,” katanya.

2.    Sehari tanpa nasi

Nur Mahmudi membuat kebijakan gerakan satu hari tanpa nasi (one day no rice) setiap hari Selasa di lingkungan pegawai negeri sipil (PNS) Kota Depok. Dia berharap nantinya seluruh warga Depok mengikuti aturan ini.

“Kita berlakukan dulu mulai dari aparat pemerintah,” ujarnya di kantor wali kota Depok, Jumat (17/2/2012).

Kebijakan sehari tanpa nasi ini adalah guna menjaga ketahanan pangan. Nur Mahmudi berharap dengan diberlakukannya kebijakan ini dapat mengurangi konsumsi beras warga Depok sekitar 25 ribu ton per tahun.

Asumsinya jika warga Depok mengkonsumsi 0,3 kg beras per hari dan diakumulasi dengan jumlah warga Depok sekitar 1,8 juta jiwa ini hasilnya akan mencapai angka tersebut.

Program ini merupakan program nasional yang lebih dari satu tahun diterapkan di Kota Depok. Menurut Mahmudi, gerakan ini bukanlah gerakan yang mengharamkan masyarakat untuk makan nasi atau makan olahan beras lainnya. Mahmudi hanya ingin mengajak masyarakat untuk membiasakan diri mengkonsumsi karbohidrat lokal non-padi.

3.    Satu hari tanpa mobil

Setiap Selasa, Nur Mahmudi memberlakukan kebijakan satu hari tanpa kendaraan mobil alias ‘One Day No Car’ untuk pegawai Pemkot Depok. Dirinya sendiri datang ke kantornya dengan menggunakan sepeda motor.

Dengan diberlakukannya program ini, Nur Mahmudi mengklaim akan menghemat 20 persen penggunaan APBD dan menjalankan instruksi presiden SBY tentang penghematan BBM bersubsidi.

Nampaknya, program tersebut dkurang efektif karena tidak mendapat dukungan penuh dari pegawai di Pemkot Depok. Hal itu terbukti dua bulan setelah penerapan program itu lalu lintas di Jl Margonda Depok macet parah sebagai akibat dari banyaknya mobil-mobil milik PNS Pemkot Depok diparkir di Jl Margonda tepat di depan kantor Wali Kota Depok.

Puluhan mobil pribadi yang terparkir menghabiskan dua lajur badan jalan. Mobil yang diparkir sekitar pertokoan sebelum kantor wali kota hingga ke depan pertokoan di ITC Depok. Akibatnya, kemacetan di daerah itu semakin parah. Kadang, buntut kemacetan sampai 1 KM.

4.    Makan minum pakai tangan kanan

Ada-ada saja program yang dikeluarkan Wali Kota Depok Nur Mahmudi. Untuk mengajak warganya cara makan yang benar, dia menetapkan program makan dan minum dengan tangan kanan. Menurutnya, makan dengan tangan kanan berpengaruh pada pembentukan karakter seseorang.

Agar programnya berjalan efektif, Nur Mahmudi bahkan memasang baliho ajakan untuk menggunakan tangan kanan saat makan dan minum.

(merdeka/sbb/dakwatuna)

 

 

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...