Membangun Mimpi-Mimpi Anak Negeri

Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Jika kita di kota, dan kita bertanya, “Nak, kamu mau jadi apa nanti kalau sudah dewasa?”

Maka dengan lantang dan tanpa ragu pasti mereka akan menjawab,

“Saya ingin jadi guru Buk!”

“Saya ingin jadi apoteker Buk!”

“Saya ingin jadi dokter Buk!”

“Saya ingin jadi tentara Buk!”

“Saya ingin jadi polisi Buk!”

Akan banyak lagi jawaban mereka terkait cita-cita. Apakah itu mulai dari yang nantinya akan berbaju seragam ataupun hidup bebas sebagai pengusaha. Tapi terserah apapun yang mereka inginkan. Terserah mereka akan menjadi orang sukses seperti apa nantinya, yang terpenting mereka punya cita-cita!

Lalu bagaimana dengan anak-anak yang ada di pelosok negeri? Bagaimana nasib mereka? Bagaimana mereka nanti saat dewasa jika sekarang saja ketika ditanya tentang cita-cita, mereka hanya tertunduk. Tertawa polos melihatkan deretan gigi mereka. Semua itu bukan karena mereka malu, melainkan mereka tidak tahu!

Bukan seorang dua orang. Tapi kebanyakan anak seperti itu.  Jadi apa mereka nanti setelah besar jika dari sekarang saja mereka tidak tahu apa yang akan mereka kerjakan setelah dewasa nanti?

Kita sama-sama tahu, cita-cita adalah salah satu tujuan hidup. Orang yang punya cita-cita saja terkadang dapat berbelok-belok arah hidupnya, lalu bagaimana dengan mereka yang tidak punya cita-cita? Pasti jalan hidup yang mereka tuju takkan terarah. Mereka bingung. Dan bahkan mereka yang tidak punya cita-cita dan tujuan hidup ini, akhirnya putus sekolah.

Kenapa? Karena mereka tidak punya alasan untuk sekolah. Mereka berpikir, percuma saya sekolah, toh akhirnya saya akan tetap bekerja juga.

Tapi bekerja seperti apa yang mereka maksud?  Pasti bekerja yang hanya mengandalkan tenaga dan otot. Bukan mengandalkan otak.

Kita selalu berkoar-koar. Indonesia kaya. Indonesia kaya. Tapi buktinya kebanyakan rakyat Indonesia masih hidup dengan ekonomi rendah. Kenapa? Karena sumber daya manusianya yang kurang.

Lalu siapa yang bertanggung jawab atas kemajuan negeri ini?

Jawabannya adalah saya, anda, kita semua.

Apalagi kita yang sebagai pemuda. Nasib Indonesia yang akan datang dilihat dari bagaimana kita sebagai pemuda Indonesia hari ini. Oleh karena itu, bangunlah wahai para pemuda!  Ayo menjadi guru yang menginspirasi dan membangkitkan semangat anak negeri! Mari berpartisipasi membangun mimpi-mimpi anak negeri hingga nanti mereka akan lahir sebagai pemuda yang berpotensi dan berkompentensi. Hingga nanti pada akhirnya, Indonesia jaya tak hanya lagi sekedar mimpi.

Pengamat pendidikan dan Guru Muda SGI V Dompet Dhuafa (http://www.sekolahguruindonesia.net/). Saat ini penulis ditempatkan di Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...