dakwatuna.com – Istambul. Wakil presiden Irak yang kini berada di pengasingan, Thariq Al-Hasyimi, Senin (16/6/2014) kemarin, mengatakan bahwa perang yang saat ini terjadi di Irak adalah bagian tak terpisahkan dari perlawanan Arab Sunni. Bukan sekadar perlawanan beberapa kelompok garis keras yang berasal dari Al-Qaidah.
Pekan lalu, Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) berhasil mengalahkan militer pemerintah Nuri Al-Maliki di banyak wilayah di utara Irak. Hal ini mengancam kesatuan Irak, dan terjadinya perang kelompok.
“Yang terjadi di Irak adalah perlawanan orang-orang yang terzhalimi. Selama 11 tahun ini kelompok Sunni di berbagai negara Arab telah mengalami diskriminasi dan kezhaliman. Tidak benar anggapan bahwa yang melakukan perlawanan hanyalah ISIS saja.”
Menurut Al-Hasyimi, pihaknya memiliki 12 organisasi bersenjata. Semua organisasi ini sudah kembali aktif. Selain itu, yang terlibat dalam perlawanan ini adalah partai-partai politik, elit militer yang keluar dari dinas, suku-suku Arab, dan sebagainya.
Sejak awal, menurut presiden yang dijatuhi hukuman mati dan kini berada di Turki ini, perdana menteri Nuri Al-Maliki melakukan perang terhadap kelompok Sunni yang menjadi oposisinya. Dirinya sendiri adalah seorang Sunni, pada tahun 2012 lalu dijatuhi hukuman mati karena tuduhan-tuduhan yang menurutnya mengada-ada. (msa/dakwatuna/al-quds)
Redaktur: M Sofwan
Beri Nilai: