Antara Kepemimpinan dan Kemajuan Bangsa

Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Pembentukan kepemimpinan merupakan permasalahan umat. Permasalahan besar yang harus terselesaikan. Sebab hanya dengan kepemimpinan yang baik dan benarlah umat ini akan menemukan jalan keluar dari problematika yang sedang menggelayutinya seperti setan-setan yang bergentayangan.

Wacana membangun kepemimpinan sejati bagi umat merupakan sesuatu yang sangat penting ke depan. Berbagai permasalahan kepemimpinan yang saat ini kita hadapi berupa; warisan pendidikan kepemimpinan yang mematikan; kerusakan mendasar yang serius dalam struktur umat; kehilangan peran; krisis benih-benih kepemimpinan; sibuknya kita dengan dinamika internal, prasangka yang salah terhadap apa itu kepemimpinan, dan aktualisasi kepemimpinan yang salah arti telah membawa kita pada kepemimpinan sejati yang belum pernah terselesaikan.

Berbagai krisis kepemimpinan sejati yang menerpa pun cukup memberikan banyak kendala bagi kita untuk menemukan format kepemimpinan sejati bagi umat. Krisis keterbelakangan yang bermakna lemahnya kita sebagai umat, krisis efektifitas yang menjadikan kita tidak dapat menemukan banyak kebaikan, krisis kesadaran yang menjadikan kita lupa dan acuh tak acuh, serta krisis lemahnya kinerja pemimpin telah mematikan peluang kita untuk melahirkan kepemimpinan sejati dalam waktu singkat. (Ahmad Atian, 2010)

Kepemimpinan sangat diperlukan bagi umat, sebagai pemegang keberlangsungan hidup umat agar bisa menjalani kehidupan secara beraturan. Pemimpin adalah penegak hukum, sebagai pengawas bagi umat dalam aktivitas kenegaraan. Karena kita tidak bernegara bukan hanya untuk satu windu saja, tapi seribu windu lamanya, bernegara untuk selama-lamanya (Bung Karno).

Pemuda pada dasarnya memiliki peran sebagai agent of change dan iron stock. Dimana keduanya merupakan peran yang sangat penting dalam kepemimpinan sebuah bangsa dan negara. Pemuda sebagai agent of change merupakan agen perubahan yang memiliki modal sifat yang dinamis, penuh semangat yang menggelora, inovatif, penuh keberanian, dan juga penuh dengan gagasan-gagasan baru.

Dengan modalnya ini, para pemuda mampu melakukan sebuah perubahan bagi negaranya. Tanggal 17 Agustus 1945 dan Tahun 1998 menjadi catatan tersendiri bagi sejarah pemuda Indonesia yang dengannya mampu memerdekakan Indonesia dari tangan penjajah dan memerdekaan Indonesia dari tangan-tangan penguasa yang zhalim kala itu.

Pepatah mengatakan, pemuda adalah tiang negara (pemuda adalah generasi penerus bangsa).  Memang benar, pemuda adalah generasi penerus sekaligus pengganti generasi tua dalam memimpin negara ini. Hingga dikatakan juga baik/buruknya suatu negara tergantung pada generasi mudanya.

Kepedulian pemuda akan kepemimpinan sudah seyogyanya terus dipupuk sejak dini. Karena dengannya akan melahirkan sebuah kemajuan bangsa yang signifikan. Akan berbeda sekali jika para pemudanya apatis terhadap bangsa ini terutama dalam hal kepemimpinan. Maka akan berbuah kepada kemunduran bahkan kehancuran.

Menghadapi momentum pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia pada tanggal 9 Juli 2014, sudah saatnya peranan pemuda memberikan warna perubahan terhadap arah bangsa ini ke depan. Kita mengetahui selama masa reformasi, permasalahan bangsa kita yang begitu banyak, dan permulaan permasalahan itu sebenarnya berawal dari salahnya memilih para Wakil Rakyat (baca: Anggota DPRD dan DPR-RI) dan pemimpin bangsa . Maka, saatnya kita mengarahkan suara kita pada pilihan yang rasionalitas dan berintegritas. Supaya pilihan politik tidak hanya terpengaruh oleh iming-iming uang, tapi benar-benar pada pilihan yang bijak dan tepat.

Ada sebuah kata bijak, berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Inilah filosofi ketika kita ingin menjadi bangsa yang maju dan hebat. Indonesia maju bukan hanya mimpi. Sejarah memberikan pelajaran bahwa bangsa ini pernah besar. Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sriwijaya adalah beberapa bukti kejayaan nusantara. Dan sudah saatnya kita tersadar, bahwa bangsa kita sedang sakit akibat virus krisis moral para pemimpin bangsa dan obatnya adalah memilih pilihan yang tepat  pada Pemilu Presiden di 9 Juli 2014.

Salam perubahan, reformasi belum usai!

Konten ini telah dimodifikasi pada 17/06/14 | 10:07 10:07

Aktif menulis semenjak SMA dan Kuliah, dan selalu termotivasi untuk senantiasa memberikan tulisan yang bermanfaat untuk sesama. Riwayat Pendidikan sekolah di SD Budikarya, SMPN 1 Cikaum, dan SMAN 1 Purwadadi lulus tahun 2007. Aktif sebagai pegiat sosial di Subang dengan bergabung dengan KSR PMI Unit STKIP Subang dan menjadi Guru disebuah SMK di Kabupaten Subang. Moto Hidup �Bermanfaat Untuk Sesama�. Dan Sekarang masih aktif Sebagai Mahasiswa STKIP Subang Semester VIII.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...