Amien Rais: 9 Juli Pakai Mental Perang Badar, Jangan Mental Perang Uhud

Ketua Majelis Permusyawaratan Partai Amanat Nasional, Amien Rais saat memberikan ceramah singkat di Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (27/5). (suara.com)

dakwatuna.com – Jakarta. Ketua Majelis Permusyawaratan Partai Amanat Nasional, Amien Rais mengatakan Pemilu Presiden, 9 Juli mendatang diibaratkan perang baratayuda politik. Dia pun memberikan pesan kepada publik agar sungguh-sungguh dalam memilih pasangan capres serta cawapres.

“9 Juli itu semacam baratayuda politik. Serem di sini tapi mungkin kecil-kecilan. Tapi saudara-saudaraku, kita harus khusnul yang bulat dan jangan ragu-ragu,” ujar Amin saat memberikan ceramah singkat di Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (27/5).

Mantan Ketua MPR itu menambahkan seharusnya publik bisa melihat kesempatan perubahan bangsa lewat Pilpres. Siapapun yang terpilih nanti, masyarakat harus bisa berpikir nalar serta positif. Dengan candaannya, dia pun kembali berpesan kepada publik agar menolak money politics.

“Kita pakai mental perang Badar, jangan pakai mental perang Uhud. Perang Uhud itu kan wanipiro? Kalau perang badar nanti, yang penting kita bersatu sebagai bangsa. Siapapun pemenangnya nanti,” kata mantan Ketua Umum PAN itu.

Lanjutnya, dalam kesempatan itu juga Amin menyebut masih ada peluang partai Islam bersatu dalam koalisi. Dia berharap suatu saat nanti tokoh PKB, PKS, PAN, PPP bisa bertemu dan menjadi poros yang kuat. Tidak ketinggalan ulama-ulama dari Nadhlatul Ulama dan Muhammadiyah mesti ikut serta dalam membentuk poros koalisi partai-partai Islam.

“Ini bukan akal-akalan Amien Rais. Tapi, alangkah indahnya kalau partai-partai Islam ini duduk bersama. Minta tolong masing-masing ulama NU, PKB, PKS, PAN, PPP duduk sebagai akhlakul kharimah untuk membentuk poros Indonesia rakyat yang kuat,” sebutnya. (detik/sbb/dakwatuna)

 

Konten ini telah dimodifikasi pada 27/05/14 | 23:30 23:30

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...