Topic
Home / Berita / Nasional / Peneliti: Tak ada Bukti Otentik Sunan Kalijaga Berdakwah lewat Wayang

Peneliti: Tak ada Bukti Otentik Sunan Kalijaga Berdakwah lewat Wayang

Wayang, salah satu media yang selama ini diyakini digunakan sunan kalijaga dalam menyebarkan ajaran islam.  (lensaindonesia.com)
Wayang, salah satu media yang selama ini diyakini digunakan sunan kalijaga dalam menyebarkan ajaran islam. (lensaindonesia.com)

dakwatuna.com – Jakarta.  Selama ini ada keyakinan di kalangan masyarakat bahwa Sunan Kalijaga menyebarkan ajaran Islam antara lain dengan menggunakan media wayang. Tetapi, sejauh ini tidak ada bukti otentik yang bisa mendukung keyakinan itu.

Hal ini disampaikan Prof. Sumarsam Wesleyan University, Amerika Serika, ketika berbicara dalam seminar nasional bertema Reaktualisasi Warisan Seni Budaya: Kentrung dan Wayang Dakwah. Seminar itu diselenggarakan American Institute for Indonesian Studies (AIFIS) bekerjasama dengan Pusat Studi Javanologi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, akhir pekan lalu (Sabtu, 24/5).

Redaksi RMOL menerima informasi mengenai jalannya seminar dari AIFIS Communication Officer M Chozin Amirullah beberapa saat lalu.

Menurut Chozin, dalam seminar itu, Prof. Sumarsam menjawab pertanyaan seorang peserta seminar mengenai sejarah syiar Islam yang dilakukan Sunan Kalijaga yang memasukkan unsur perwayangan dalam dakwah.

Sumarsam menjawab, bahwa ini adalah mitos yang begitu kuat di masyarakat Jawa yang diyakini kebenarannya. Sebagai seorang sejarawan, Sumarsam telah membaca berbagai literatur tentang peran Sunan Kalijaga dalam penyiaran Islam.

“Hampir semua buku memang menyebutkan bahwa Sunan Kalijaga menggunakan wayang dalam melakukan syiar Islam. Namun sayangnya, buku-buku tersebut menyebutkan bahwa tidak ada bukti otentik yang menguatkan argumen bahwa Sunan Kalijaga menggunakan wayang dalam syiar Islam,” ujar Prof. Sumarsam seperti dikutip Chozin.

Sumarsam juga disebutkan pernah bertemu keturunan Sunan Kalijaga untuk mencari bukti. Namun, sekali lagi, sayangnya bukti seperti lukisan pun tidak ada.

Prof. Sumarsam adalah guru besar musik di Wesleyan University. Saat ini, Sumarsam sedang meneliti Wayang Dakwah di Jawa Tengah dengan mendapatkan dukungan dari AIFIS Fellowship.

Menurutnya, para kiai memposisikan wayang kulit sebagai jembatan untuk memudahkan dakwah. Dakwah lewat wayang dapat mengenalkan kesenian tradisi di ruang religius, sekaligus memberi penyegaran terhadap aktivitas dakwah para kiai.

“Dakwah para kiai tidak hanya dinikmati secara auditif dengan mendengarkan orasi, seperti siaran radio. Tetapi juga membutuhkan kepekaan visual berwujud pertunjukan wayang. Hal itu butuh panggung khusus seperti pertunjukan musik ndangndut,” ujarnya seperti dikutip Chozin.

Prof. Sumarsam mulai tertarik pada wayang dakwah ketika ia membuka menonton video-video wayang dakwah di Youtube yang ternyata begitu banyak jumlahnya. Di dalam video-video itu seorang pendakwah memasukkan unsur perwayangan untuk mendukung penyampaian dakwahnya. Video-video tersebut ternyata ditonton oleh ratusan bahkan ribuan penonton. (RMOL/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization