dakwatuna.com – Sarajevo. Selama lima hari terakhir, banjir melanda Bosnia. Jumlah korban telah mencapai 36 orang. Namun ada yang lebih mengkhawatirkan daripada banyaknya jumlah korban meninggal atau rusaknya infrastruktur, yaitu perubahan letak ranjau peninggalan perang tahun 90 an yang lalu. Hal ini sangat membahayakan penduduk sipil Bosnia dan negara tetangga, Serbia.
Wakil ketua Pusat Pembersihan Ranjau menyatakan saat ini terdapat sekitar 220 ribu ranjau yang tertanam di 13 ribu tempat di Bosnia Herzegovina. Sangat memungkinkan, letak ranjau-ranjau tersebut kini telah berubah karena banjir dan longsor. Ini sangat berbahya, terutama bagi warga sipil. Oleh karena itu diperlukan perubahan peta ranjau ini, dan memperingatkan warga sipil agar lebih berhati-hati.
Menurutnya, ranjau-ranjau itu juga mungkin kini ada yang bergeser ke luar Bosnia. Sangat mungkin ranjau-ranjau itu terbawa arus. Sehingga saat ini, masalah ranjau bukan hanya menjadi urusan Bosnia saja, tapi juga negara-negara sekitarnya.
Dalam program sebelumnya, Bosnia mentargetkan bersihnya Bosnia dari ranjau tahun 2019. Program pembersihan ranjau ini menganggarkan dana 40 juta Euro (655 milyar Rupiah). Namun karena minimnya dana, masih banyak wilayah yang belum bebas ranjau. Selama beberapa tahun pasca perang, sudah lebih dari seribu orang meninggal, di antaranya 237 anak-anak. (msa/dakwatuna/anadolu)
Redaktur: M Sofwan
Beri Nilai: