Kenali dan Cegah Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV)

Partikel virus MERS-CoV. (cdc.gov)

dakwatuna.com – Beberapa hari ini beredar berita yang mengabarkan merebaknya virus MERS-Cov yang menyebabkan penyakit MERS di beberapa negara Arab. Tak pelak hal ini menjadi perhatian khusus Indonesia, karena banyak WNI yang melakukan ibadah haji dan umrah ke Arab dan Timur Tengah.

Untuk itu pemerintah mengimbau para jamaah asal Indonesia menjaga kesehatan saat melakukan perjalanan ke kota-kota utama untuk ibadah umrah.

“Jaga kesehatan dan daya tahan tubuh selama melakukan ibadah umrah,” kata Deputi Menko Kesra Bidang Koordinasi Kesehatan, Kependudukan dan Keluarga Berencana Emil Agustiono di kantor Kemenkokesra, Jakarta, Selasa (29/4/2014).

Organisasi profesi tenaga kesehatan, Islamic Medical Association and Network of Indonesia-Perhimpunan Tenaga Profesi Kesehatan Muslim Indonesia (IMANI-PROKAMI), turut mensosialisasikan untuk mengenali penyakit MERS dan virus MERS-Cov, serta cara pencegahannya. Berikut ini adalah rilis yang diterima redaksi dakwatuna.com dari IMANI-PROKAMI mengenai pengenalan dan pencegahan MERS-CoV:

Kenali dan Cegah

Middle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah infeksi saluran napas yang disebabkan oleh virus korona. Virus korona adalah sebuah keluarga besar virus yang menyebabkan kesakitan dengan berbagai tingkat keparahan. Jenis virus baru adalah virus yang belum pernah dijumpai menjangkit manusia sebelumnya. Tetapi pada sebagian besar kasus menyebabkan penyakit yang berat hingga timbul kematian. Virus ini dikenal sebagai Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS-CoV).

Penyebaran MERS-CoV

Sampai 5 Mei 2014 MERS-CoV didapatkan di  negara timur tengah meliputi,  Jordania, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, Yaman, Uni Emirat Arab dan Yaman, Prancis, Jerman, Yunani, Italia, Inggris, Tunisia, Mesir, Malaysia dan Filipina dan laporan terakhir Amerika Serikat. Keseluruhan kasus memiliki keterkaitan erat dengan Timur Tengah. Di Perancis, Italia, Tunisia dan Inggris (UK), penularan lokal terbatas telah terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat berkunjung ke Timur Tengah tetapi memiliki riwayat kontak erat dengan pasien suspek MERS-CoV.

Gejala MERS-CoV

Gejala yang sering dijumpai adalah penyakit saluran nafas akut meliputi demam, batuk dan sesak atau dada terasa berat dan dapat disertai  gejala saluran pencernaan, mencakup diare. Kematian akibat kasus ini dilaporkan terjadi pada 1 dari 3 pasien (27%) dan penyakit menjadi berat pada penderita diabetes,penyakit paru kronik, asma dan gangguan kekebalan tubuh. Sebaliknya pada beberapa orang yang kontak dengan penderita MERS-CoV didapatkan hasil positif terinfeksi tetapi tidak sakit.

Meski demikian bila didapatkan gejala seperti ini disertai riwayat bepergian ke negara negara Timur Tengah dalam 1-14 hari maka wajib memeriksakan diri segera ke Puskesmas, rumah sakit maupun layanan kesehatan lain. Hal ini didasari karena masa inkubasi dari MERS-CoV adalah 2-14 hari.

Proses Penularan Virus MERS-CoV

Proses penularan virus MERS-CoV belum sepenuhnya jelas. Beberapa kasus menunjukkan penularan terbatas dari manusia ke manusia yaitu hanya pada orang dengan kontak erat, seperti di antara keluarga, pasien dalam satu rumah sakit dan petugas kesehatan yang merawat penderita MERS-CoV.  Penularan terbatas ini umumnya terjadi bila kontak erat pasien tanpa disertai upaya pencegahan dan pengendalian infeksi yang adekuat.

Penularan dari binatang juga belum jelas benar meski didapatkan bukti bahwa terdapat virus MERS-CoV yang sama dengan yang didapat dari manusia pada beberapa populasi Onta di Mesir, Qatar dan Arab Saudi, berdasarkan hal ini masih mungkin didapatkan virus MERS-CoV pada hewan lain seperti kambing, domba, sapi, babi dan lainnya. Hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Penelitian di Mesir pada rumah pemotongan hewan didapatkan 3,6% unta terinfeksi virus MERS-CoV tetapi tidak ditemukan pada manusia yang kontak di sekitarnya. Berdasarkan hal ini masalah Unta sebagai sumber penularan MERS-CoV masih memerlukan penelitian lebih lanjut, meski demikian kewaspadaan tetap harus dilakukan.

Kewaspadaan tersebut mencakup menghindari bepergian ke pasar hewan ternak, rumah potong hewan ataupun kebun yang memiliki hewan hewan ternak selama berada di negara Timur Tengah. Kewaspadaan umum lain adalah menjaga kebersihan tangan (cuci tangan), menghindari konsumsi susu mentah, atau mengkonsumsi makanan yang mungkin tercemar oleh kotoran binatang. Dianjurkan juga untuk mencuci, mengupas dan memasak makanan sebelum dikonsumsi. Vaksinasi khusus untuk mencegah MERS-CoV belum ditemukan.

Pencegahan MERS-CoV dalam Pelaksanaan Ibadah Haji dan Umrah

Ibadah haji dan umrah harus dilakukan dengan persiapan sebaik mungkin, menyikapi terjadinya peningkatan kasus MERS-CoV baru baru ini maka beberapa langkah harus kita persiapkan agar tetap dapat melaksanakan ibadah haji maupun umrah dengan aman. Badan kesehatan dunia WHO sendiri tidak membatasi perjalanan ke Timur Tengah baik untuk ibadah haji atau umrah ataupun untuk urusan lain, meski demikian WHO menyarankan beberapa cara pencegahan.

Berikut ini beberapa strategi pencegahan bagi orang yang akan berangkat ke negeri Timur Tengah termasuk perjalanan Haji atau Umrah

  1. Bagi penderita penyakit kronik seperti diabetes mellitus, penyakit kronik dan penurunan kekebalan tubuh untuk menunda keberangkatan atau bila tidak mempersiapkan kondisi kesehatan dalam kondisi stabil.
  2. Memahami informasi kewaspadaan kesehatan dalam perjalanan seperti memahami gejala influenza, infeksi saluran napas dan diare serta segera melaporkan kondisi kepada petugas di tempat kedatangan maupun keberangkatan. Berikan penekanan untuk meningkatkan kebersihan dengan mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, mengkonsumsi makanan yang sehat dan bersih (makanan yang tertutup), menghindari makanan atau pun minuman yang tidak dimasak , mencuci buah dan sayur sebelum dimakan dan menjaga kebersihan lainnya.
  3. Bila didapatkan gejala sakit pernafasan akut seperti demam, batuk atau yang lebih berat sesak hingga mengganggu aktivitas sehari hari sebaiknya meminimalkan kontak dengan banyak orang, menerapkan etika batuk, yaitu menutup hidung dan mulut bila batuk dan bersin, membuang tisu bila menggunakan tisu dan segera cuci tangan sesudahnya, atau menutupnya dengan lengan baju.
  4. Bila seorang kembali dari Timur Tengah (haji atau umrah) dan mengalami gejala penyakit saluran napas akut segera pergi ke Puskesmas, dokter atau fasilitas kesehatan lain terutama dalam 2 minggu sejak pulang.
  5. Bila didapatkan gejala yang sama pada orang atau anggota keluarga yang kontak dengan orang yang memiliki gejala MERS-CoV maka harus juga segera melaporkan ke petugas kesehatan seperti Puskesmas, rumah sakit dan layanan kesehatan lainnya.
  6. Sampaikan kepada petugas kesehatan bahwa penderita tersebut memiliki riwayat perjalanan ke negara Timur tengah terutama Haji dan Umrah.
  7. Selama dalam ibadah haji atau umrah hindari kontak dengan hewan ternak terutama unta, pergi ke peternakan, pasar hewan ternak ataupun rumah potong hewan ternak.
  8. Hindari mengkonsumsi produk hewan ternak mentah seperti susu unta mentah, atau produk hewan mentah lainnya.
  9. Konsumsi makanan yang sehat dan bersih, bila membeli makanan pilihlah yang matang dan tertutup sehingga terhindar kontaminasi berbagai kotoran termasuk kotoran hewan.
  10. Konsumsi buah dan sayuran setelah dicuci bersih.

(dakwatuna/hdn)

Konten Terkait
Disqus Comments Loading...