dakwatuna.com Menuju Kesatuan Umat
dakwatuna.com – Damaskus. Surat kabar Daily Telegraph, memuat artikel Con Coughlin, Jumat (2/5/2014) hari ini, tentang keraguan Barat dalam menghadapi Moskow karena yang terakhir adalah pendukung rezim Basyar Asad di Suriah.
Coughlin memulai tulisannya dengan bertanya, jika kita bisa melemahkan Putin karena sikapnya di Ukraina, kenapa kita tidak memukulnya saja karena dia mendukung rezim Suriah?
Kemudian Coughlin menyebutkan tuduhan baru terhadap rezim Asad terkait penggunaan senjata kimia dalam membantai rakyatnya di wilayah-wilayah yang berada di kekuasaan pihak oposisi. Rusia menampik tuduhan tersebut, walaupun banyak bukti baru yang menguatkan.
Bahkan tidak hanya membantah, Rusia juga menuduh pihak oposisi yang telah melakukan serangan dengan senjata kimia tersebut. Itulah politik Rusia dalam melindungi koalisinya di Timur Tengah. Sedang Eropa tidak kuasa melakukannya karena khawatir berhadapan dengan Rusia.
Dalam kasus Ukraina, Putin merasa tidak ada yang perlu ditakutkan, maka segeralah dimulai operasi militernya untuk mengembalikan Ukraina atau wilayah-wilayah di bawahnya ke dalam kekuasaannya. Ketika Rusia mulai menguasai Semenanjung Krimea, Uni Eropa merasa bahwa tindakan Rusia tidak main-main.
Uni Eropa dan Amerika langsung bergerak dengan menggunakan kekuatan yang lembut, yaitu sanksi ekonomi. Sanksi ini sangat terpengaruh sehingga Rusia mengurungkan rencana melakukan serangan menyeluruh ke Ukraina bagian timur. Coughlin lalu bertanya, kenapa hal yang sama tidak dilakukan dalam kasus Suriah? (msa/dakwatuna/rassd)
Redaktur: M Sofwan
Beri Nilai:
(No Ratings Yet)
Loading...Tentang M Sofwan
