Presiden Indonesia; Enerjik, Mantap Intelektual dan Spiritualis  

Pilpres 2014 – ilustrasi (Foto: beritadewan.com)

dakwatuna.com – Siapa Presiden Indonesia berikutnya masih menjadi pertanyaan yang membutuhkan jawaban. Istimewanya, hak jawab itu ada di tangan rakyat Indonesia. Itu artinya, kriteria Presiden Indonesia ada di dalam hati masing-masing rakyat Indonesia. Tinggal menilai apakah kriteria itu ada pada calon yang sudah tampil atau masih menanti. Sebaiknya rakyat Indonesia bisa menentukan kriteria yang baik. Bukan sekedar kriteria pasaran seperti; bisa ngasih uang masuk sebesar 200 ribu rupiah dalam sehari sebelum pencoblosan.

Bangsa yang cerdas adalah penentu majunya suatu negara. Gamblangnya, Indonesia bisa maju kalau bangsanya maju dan pemimpinnya inovatif. Untuk menunjang kriteria ini, ada tiga poin penting yang harus ada pada Presiden Indonesia berikutnya, yaitu: Energik, Mantap intelektual, dan Spiritualis. Inilah yang akan kita bincangkan dalam tulisan ini.

Pertama, enerjik. Berjiwa muda, semangat kerja membara, dan berjiwa pahlawan adalah hal wajib yang harus dimiliki oleh pemimpin Indonesia berikutnya. Indonesia sedang berada dalam fase perjuangannya. Memajukan bangsa ini adalah kerja yang amat besar. Maka, tidak mungkin amanah ini diberikan kepada seseorang yang loyo, minat kerjanya ala kadar, dan tidak bisa menjadikan kepentingan pribadinya berada di bawah kepentingan bangsa dan negara.

Kedua, mantap intelektualnya. Ia adalah sosok yang memahami sejarah dan imajinatif. Orang yang benaknya kosong dari ilmu pengetahuan, sejarah, dan tak mampu membayangkan arah Indonesia ke depannya mustahil mampu memimpin. Seorang pemimpin, sejatinya adalah seorang motivator, inspirator, dan inovator yang handal. Tentu, di Indonesia, pemimpin seperti ini menjadi keharusan. Tanah kita kaya sumber daya, berlimpah potensi, dan bergelimang kemampuan terpendam. Hanya butuh seorang Presiden yang mampu menggabungkan semua elemen bangsa menjadi satu kekuatan untuk memajukan Indonesia. Sudah pasti, orang yang sisi intelektualnya kurang akan tenggelam dalam hal ini. Lantas, bagaimana mungkin orang yang tenggelam bisa memimpin?

Ketiga, spiritualis. Orang yang mempunyai kemantapan spiritual akan memiliki batasan dalam tindak-tanduknya. Ada Tuhan yang mengawasinya setiap saat. Ada ajaran yang menjadi tumpuan hidupnya. Orang seperti ini tidak akan berani menyalahgunakan amanah jabatan. Orang seperti ini tidak akan berani mengambil yang bukan haknya. Terlebih di Indonesia, ada banyak corak agama dan keyakinan. Maka, seorang pemimpin yang spiritualis saja yang bisa mengerti kebutuhan rakyatnya. Toleransi beragama dan kerukunan antar umat beragama hanya bisa diciptakan di bawah komando seorang Presiden yang spiritualis.

Sahabat-sahabat pembaca sekalian, mampulah kita sekarang mengidentifikasi kebutuhan kita akan seorang pemimpin. Cerdaslah memilih! Agar mereka yang layak benar-benar terpilih dan yang tak layak menjadi tersisih. Bukan sebaliknya!

Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan USU. Ketua �Al-Fatih Club�. Murid. Penulis. Beberapa karyanya yang sudah diterbitkan; Istimewa di Usia Muda, Beginilah sang Pemenang Meraih Sukses, Cahaya Untuk Persahabatan, dan lain-lain
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...