Topic
Home / Berita / Nasional / Daya Saing Perbankan Syariah di Indonesia dalam Menghadapi MEA

Daya Saing Perbankan Syariah di Indonesia dalam Menghadapi MEA

Masyarakat Ekonomi Asean 2015 - (foto: tubasmedia.com)
Masyarakat Ekonomi Asean 2015 – (foto: tubasmedia.com)

dakwatuna.com – Jakarta.  Menghadapi era masyarakat ekonomi ASEAN 2015, bank syariah dinilai masih memiliki banyak kelemahan jika dibandingkan pelaku industri perbankan di tingkat regional. Hal ini disampaikan dalam Seminar Permenag No. 30 Tahun 2013 : Menyikapi Peningkatan Market Share Perbankan Syariah Menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 yang berlangsung di Ruang Bima Hotel Bidakara, Rabu (23/04).

Banking Capital perbankan di Indonesia hanya 47% dari total GDP. Masih tergolong kecil dan tertinggal jauh dari perbankan syariah di Negara-negara satu regional. Dalam hal ini, Indonesia masih kalah dibandingkan Malaysia dan Singapura dengan rasio Banking Capital yang tinggi dari total GDP.

Meskipun demikian, perbankan syariah di Indonesia memiliki kinerja profit yang lebih tinggi dari Negara-negara asean lainnya. Kinerja bank2 di Indonesia lebih baik dari segi profitability. Hal ini disampaikan oleh Hendiarto, Direktur Keuangan Bank Muamalat.

Selain itu, masalah lainnya adalah perbankan syariah di Indonesia belum ekspansi ke Negara-negara tetangga. Akan tetapi Malaysia sudah melakukannya. Saat ini salah satu bank syariah asal Malaysia bahkan sudah memiliki banyak kantor perwakilan di Negara-negara tetangga.

“Indonesia kemasukan bank asing namun kita tidak punya kesempatan untuk expand ke negara2 ASEAN. Kedepannya kita lihat seperti apa. Mau fokus ke pasar ASEAN atau fokus ke Indonesia saja? “ tegas Hendiarto ketika menyampaikan materinya saat seminar.

Hendiarto juga mengatakan bahwa sebetulnya ada solusi bagi perbankan syariah agar dapat bersaing dalam MEA industri keuangan 2020 nanti. Ada 10 key success factor yang harus dimiliki perbankan syariah jika ingin unggul dalam persaingan regional. 10 kunci sukses perbankan syariah tersebut adalah Business Model, Management, Information Technology (IT), Brand Positioning, Service Excellent, Human Capital, Operations, Value Preparation, Product and Services.

Dalam membandingkan tingkat kesiapan industri perbankan ASEAN dalam menghadapi MEA 2020 nanti, perbankan syariah di ASEAN dibagi ke dalam 4 kategori. Kategori pertama adalah bank syariah di Indonesia, kategori kedua adalah top 5 bank di Indonesia (Bank-bank besar di Indonesia baik dari konvensional), kategori ketiga adalah ASEAN banks Emerging Countries (perbankan di negara-negara berkembang ASEAN), dan keempat ASEAN banks developing countries (seperti Malaysia dan Singapura).

Hendiarto juga memaparkan bahwa saat ini Bank Muamalat sedang mengkaji positioning perbankan syariah tiap-tiap negara di regional jika diukur dari 10 Key Success Factor tersebut dan menghasilkan Competitive Readiness. Kategori pertama, yaitu bank syariah di di Indonesia memiliki score competitive readiness sebesar 5.7 yang termasuk rendah, kategori kedua yeitu top 5 bank di Indonesia memiliki score 7.8 (very good), perbankan di Negara-negara berkembang ASEAN sebesar 6.6, dan perbankan di Negara-negara maju ASEAN mencapai score 9.1 (excellent).

Selain memperhatikan 10 key success factor tersebut, untuk bersaing dengan perbankan di regional, perbankan syariah di Indonesia perlu kemampuan mengelola resiko yang kokoh dan prudent.

“Size does matter. Skala ekonomis harus besar agar bisa bersaing di tingkat regional. Retail market is still the most attractive segmen,” ujar Hendiarto. (Puri Hukmi/MES/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Tegas! Di Hadapan Anggota DK PBB, Menlu RI Desak Blokade Gaza Segera Dihentikan

Figure
Organization