dakwatuna.com – Kehadiran poros Indonesia Raya diperkirakan akan memengaruhi konstelasi politik jelang pemilu presiden mendatang. Poros tersebut diperkirakan mampu menjadi kuda hitam, dengan catatan tidak bergabung ke dalam tiga poros lain.
“Kalau ini solid, menurut saya, Indonesia Raya akan menjadi ‘kuda hitam’ di dalam peta koalisi dan itu yang tidak pernah diprediksi lawan politik sebelumnya,” kata pengamat politik Polcom Institute, Heri Budianto, Senin (21/4/2014) dikutip dari kompas.com
Poros lain yang dimaksud Heri adalah koalisi yang dibentuk oleh PDI Perjuangan, Partai Golkar, maupun Partai Gerindra. Berdasarkan hasil hitung cepat (quick count) sejumlah lembaga survei, ketiga partai itu diperkirakan menjadi partai papan atas dengan perolehan suara tertinggi. Selain itu, ketiga partai tersebut paling berpotensi mengajukan bakal calon presiden pada pilpres mendatang.
Heri menambahkan, dengan kehadiran poros Indonesia Raya, kemungkinan pasangan capres yang akan bertarung pada pilpres bertambah menjadi empat pasang. Dengan demikian, distribusi suara akan semakin terpencar.
“Kalau ada empat pasang capres yang bertarung pada kontestasi pilpres, maka nanti bisa membuat pilpres berlangsung dua putaran,” ujarnya.
Kamis (17/4/2014) lalu, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amanat Nasional Amien Rais mengeluarkan usulan tentang koalisi Indonesia Raya. Koalisi itu dianggap Amien sebagai penyempurna koalisi poros tengah yang diisi oleh sebanyak mungkin partai politik.
Amien menyampaikan usulan itu dalam pertemuan tertutup dengan perwakilan seluruh partai berbasis massa Islam dan sejumlah ormas Islam. Usulan itu dilandasi pentingnya keterlibatan semua pihak dalam membangun Indonesia yang majemuk. (sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: