Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Kalau Dia Shalihah, (Lamaranmu) Pasti Diterima

Kalau Dia Shalihah, (Lamaranmu) Pasti Diterima

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Foto: anita-chenit.blogspot.com)
Ilustrasi. (Foto: anita-chenit.blogspot.com)

dakwatuna.com – Wahai segenap pemuda, barangsiapa yang mampu memikul beban keluarga hendaklah menikah. Sesungguhnya perkawinan itu lebih dapat meredam gejolak mata dan nafsu seksual, tapi barangsiapa yang belum mampu hendaklah dia berpuasa karena (puasa itu) benteng (penjagaan) baginya (HR. Bukhari)

Ketika membuka account blog keroyokan (kompasiana) yang sudah lama ditinggal penghuninya, tiba-tiba terbaca keromantisan pasangan yang baru menyempurnakan dien. Tentu saat membaca artikel tersebut tertawa sendiri bagaimana ilustrasi Allah mempertemukan mereka yang tidak pernah terbayangkan, ternyata pasangan sedang berbahagia berproses menuju keluarga sakinah, mawadah, dan waramah sama-sama anggota kompasiana. Dari banyaknya bacaan yang terangkai, ada satu kata mengelitik jiwa terdalam dan penuh makna begitu dalam untuk direnungi.

Kalimat tersebut langsung dicatat di tablet untuk dirangkai ketika ada waktu luang akan menulis dalam bersepektif wanita, dibagi pada pembaca dan tentu kalimat itu juga akan direnungi penuh cinta maupun makna bagi siapa yang sedang berproses terus menerus untuk menjadi wanita shalihah. Insya Allah.

Akhwat yang menerima laki-laki yang diceritakan di kompasiana tersebut benar-benar wanita shalihah. Karena ia begitu ikhlas menerima laki-laki yang meminta pada orangtuanya. Mungkin, ia bisa mendapat laki-laki yang cakep dan tampan. Cakep dari finansial,  cakep dari style. Padahal laki-laki yang datang memiliki kekurangan fisik sedang wanita tersebut dari sisi fisik termasuk cantik, anggun dan shalihah. Tapi begitu ikhlas mengatakan siap menerima sebagai teman hidup. Tanpa mempermasalahkan kondisi laki-laki tersebut. Bahkan laki-laki itu pun yakin bahwa wanita shalihah yang akan mau menerimanya dengan kondisi tubuh yang tidak sempurna. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri. Ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).  Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (An Nisaa’: 34). Kemudian, “Apabila datang laki-laki (untuk meminang) yang kamu ridhoi agamanya dan akhlaknya maka kawinlah dia, dan bila tidak kamu lakukan akan terjadi fitnah di muka bumi dan kerusakan yang meluas.” (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Subhanallah, Allah sudah mempertemukan mereka dengan cinta, keberkahaan dan dilindungi dengan cintaNya. Allahu Akbar, Engkau begitu adil, penyayang, dan meletakkan sesuatu pada tempat yang indah. Semoga kalian berdua bahagia dunia dan akhirat serta sebagai tauladan bagi akhwat lainnya. Keshalihanmu benar teruji dan memberi keniscayaan bagi akhwat lain terutama yang membaca kisah kalian di siang-siang hari. Mereka akan langsung terhentak dan menanya pada jiwa. Mungkinkah ia bisa seperti wanita shalihah itu? Apakah ia sudah shalihah? Jangan-jangan shalihah hanya sebatas ucapan tapi miskin aplikasi? Rabbi, tuntun hati, pikiran dan sikap ini untuk menjadi wanita shalihah.

Ya Allah…  Wanita shalihah tersebut begitu ikhlas menerima tanpa banyak mempertimbangkan, tanpa banyak syarat, standar dan yang diperhatikan hanya keimanan. Sungguh cemburu dengan sikap, keikhlasan dan ketawadhu’anmu menerima laki-laki itu. Hanya wanita istimewa, wanita shalihah dan wanita anggun yang menerima laki-laki seperti itu. Allah, sungguh indah skenario pertemuan-Mu pada pasangan itu yang membuat ia terharu dan berzikir pada-Mu. Kekalkan cinta mereka hingga maut memisah, tumbuhkan selalu rasa cinta, saling mengerti dan selalu merindui agar mereka mudah berlayar di bahtera rumah tangga yang Engkau ridhai. Semoga terlahir anak shalih/ah yang meneruskan dakwah penuh tantangan ini dan menghiburkan hati mereka ketika ada gelombang menghampiri.

Bagi kita yang mengakui sebagai wanita shalihah, benarkah kita menilai atau menerima laki-laki dari keimanan? Benarkah kita menilai atau menerima laki-laki dari akhlak yang baik? Benarkah kita menilai atau menerima laki-laki dengan sikap yang santun dan bijak? Benarkah kita menilai atau menerima laki-laki dari kesederhanaan? Benarkah kita menilai atau menerima laki-laki dari amal shalihnya? Atau jangan-jangan, kita menilai atau menerima laki-laki bukan dari faktor tersebut melainkan dari sisi yang lain.

Jika kita mengakui wanita shalihah tapi menilai atau menerima laki-laki lebih menonjolkan sisi ketampanan, kemampanan dan keturunannya, sesungguhnya keshalihan kita perlu dipertanyakan. Semoga yang sedang menanti ditemui dengan seseorang yang pantas menemani dunia akhirat, orang yang bisa menerima kekurangan untuk diperbaiki bersama-sama, orang yang selalu mencintai dengan segala kondisi, dan terus mengajak jiwa mendekati pada-Nya.

Pada akhirnya, wanita shalihah maupun laki-laki shalihah akan bisa menerima kekurangan itu. Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga). (An Nuur: 26). Allah ‘Azza Wajalla berfirman (dalam hadist Qudsi),  “Apabila aku menginginkan untuk mengabungkan kebaikan dunia dan akhirat bagi seorang muslim maka Aku jadikan hatinya khusyuk dan lidahnya banyak berzikir. Tubuhnya sabar dalam menghadapi penderitaan dan Aku jodohkan dia dengan seorang isteri mukminah yang menyenangkannya bila ia mamandangnya, dapat menjaga kehormatan dirinya, dan memilihara harta suaminya bila suami sedang tidak bersamanya. (HR. Ath-Thahawi).

Redaktur: Pirman

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Alumni Unpad dan UGM. Berprofesi sebagai Dosen, Penulis Lepas dan Penyiar

Lihat Juga

Bukan Mau tapi Siap, Inilah 4 Hal yang Wajib Dilakukan Muslimah Sebelum Menikah

Figure
Organization