dakwatuna.com Satu persatu alam raya menunjukkan kepunyaan-Nya
kemarin, kau berkabar,Jakarta berlimpah air banjir
tetiba hati kami kuatir.
hari berikutnya, Sumatera-pun kamu buat berkabung ihwal letusan Sinabung
kesedihan kami semakin membumbung
dan kini,abu Kelud menyelimut Jawa
Saudaraku, kami tak bisa jika hanya berdiam raga
Saudaraku…
kuberanikan menilik kondisimu kini
tawa dan canda gurat bahagia itu mulai sirna
seakan tertutup kekalutan hati yang was-was dan ketakutan
alih-alih menanti hari esok, tiba-tiba melebur bersama debu yang mengepul
bayang-bayang desa kalian yang kini mati
terselimuti partikel-partikel silika sepuluh centi
Saudaraku…
tentramkan batinmu, meski tuk sementara waktu
uluran-uluran tangan kami kan segera merangkulmu
merengkuh asa yang pasti masih ada setelah ini
meski hanya dengan selembar masker hijau
kami peduli bukan tuk mencari pujian
tapi ikhlas karena kita saudara, langit kita sama
Saudaraku… inilah wujud cinta kami
kerja nyata tuk bersama menyambut senyum bahagia nanti
biarlah harmoni alam dengan Tuhan menampakkan kuasaNya
menjadi pengingat tuk jiwa-jiwa lain yang mulai lalai
Ya Rabb… tentramkanlah hati-hati saudara kami
amiin
Redaktur: Pirman
Beri Nilai: