Topic
Home / Berita / Internasional / Afrika / Pencapresan Pemimpin Kudeta Al-Sissi dan Penolakan Masyarakat Mesir

Pencapresan Pemimpin Kudeta Al-Sissi dan Penolakan Masyarakat Mesir

Pemimpin kudeta di Mesir, Abdel Fatah Al-Sissi, yang maju dalam Pilpres mendatang (rassd)
Pemimpin kudeta di Mesir, Abdel Fatah Al-Sissi, yang hendak maju dalam Pilpres mendatang (rassd)

dakwatuna.com – Mesir. Menhan Mesir yang memimpin kudeta terhadap Presiden Mursi, Abdul Fatah Al-Sissi, mengumumkan (26/3) pencalonan dirinya dalam Pilpres Mesir mendatang.

Pengumuman tersebut disampaikan setelah melakukan pertemuan dengan Dewan Tertinggi Militer Mesir yang juga dihadiri oleh Presiden Kudeta Mansour Adli.

Dalam pidatonya yang diliput oleh berbagai TV pemerintah, Al-Sissi mengumumkan pengunduran dirinya dari Menteri Pertahanan Mesir dan akan maju dalam Pilpres Mesir yang sejak awal sudah diragukan kebersihannya oleh banyak pihak.

Sementara Jubir Kepresidenan secara terpisah mengumumkan kenaikan pangkat Panglima Militer Mesir, Sidqi Subhi, yang diperkirakan sebagai langkah awal sebelum ditunjuk menjadi Menteri Pertahanan yang baru menggantikan Al-Sissi.

Berbagai penolakan dan komentar miring bermunculan dari berbagai kalangan setelah pengumuman rencana keikutsertaan Al-Sissi tersebut.

Dr. Saifuddin Abdul Fatah, pakar politik dari Universitas Cairo, dalam akun sosial medianya menyatakan bahwa dagelan politik konyol oleh para pendukung kudeta akan berakhir.

Kesabaran masyarakat yang mencintai demokrasi telah habis dan akan berubah untuk kembali menggerakkan revolusi.

Lebih lanjut, Dr. Saifuddin mempertanyakan kesetiaan dan integritas Al-Sissi setelah memimpin pengkhianatan terhadap Presiden Mursi, yang sebelumnya telah mempercayai dirinya untuk menjadi Menhan.

Sementara itu, Jubir Partai Misr Al-Qawiyah (parpol nasional), Ahmad Imam, menegaskan bahwa Al-Sissi tidak akan mampu menyelesaikan krisis dan konflik yang berkembang di Mesir saat ini, karena andilnya yang sangat besar memunculkan konflik tersebut.

Menurutnya, pencalonan Al-Sissi menunjukkan niat tidak baik militer untuk mencampuri kehidupan berpolitik masyarakat Mesir, yang ingin membangun negara sipil yang demokratis, bukan negara militer. (rassd/rem/dakwatuna)

Redaktur: Rio Erismen

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Alumnus Universitas Al-Azhar Cairo dan Institut Riset dan Studi Arab Cairo.

Lihat Juga

Konflik Air Antara Ethiopia, Sudan, dan Mesir

Figure
Organization