Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Habibie: MH370 Meledak karena Kerusakan Mesin, Bukan Sabotase

Habibie: MH370 Meledak karena Kerusakan Mesin, Bukan Sabotase

Lokasi kontak terakhir pesawat MH370 Malaysia Air - Foto: AP/Flightradar24.com
Lokasi kontak terakhir pesawat MH370 Malaysia Air – Foto: AP/Flightradar24.com

dakwatuna.com – Jakarta.  Presiden ketiga BJ Habibie menilai hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 bukan karena sabotase seperti yang diperkirakan oleh Pemerintah Malaysia. Mantan Menteri Riset dan Teknologi itu menduga pesawat hilang dan meledak akibat kerusakan pada mesin.

“Tidak ada sabotase pada pesawat MH 370 itu,” ujar Habibie saat ditemui di sela-sela acara “Uji Publik Capres 2014” di Jakarta, Rabu 26 Maret 2014.

Menurut Habibie yang pakar teknologi penerbangan itu, kuat dugaan pesawat yang membawa 239 penumpang dan kru itu mengalami kerusakan mesin yang tidak dapat dihindari pada saat dua jam mengudara dari Kuala Lumpur menuju Beijing, China.

Namun Habibie enggan menjelaskan secara rinci kerusakan mesin pesawat itu.

“Saya kira pesawat itu tiba-tiba bermasalah saat terbang, saya tidak tahu masalahnya apa. Yang pasti kemungkinan kerusakan tidak dapat diantisipasi sehingga menyebabkan pesawat meledak di udara,” kata Habibie.

Berdasarkan analisanya selaku ahli pembuat pesawat, ledakan terjadi ketika burung besi itu baru terbang sekitar dua jam di udara. Pesawat, kata Habibie, meledak dalam kondisi bahan bakar masih penuh. “Kemungkinan itu sebabnya, pilot tidak sempat mengantisipasi,” tuturnya.

Menurut Habibie, dalam kondisi seperti itu sudah ada sensor yang menunjukkan kerusakan pesawat secara tiba-tiba. Namun dalam kondisi yang tidak siap, sehingga pilot tidak sempat berkomunikasi dengan menara penerbangan terdekat.

“Pesawat itu memiliki sertifikasi internasional. Pilot juga memiliki jam terbang yang cukup. Jadi seperti yang saya sampaikan tadi, ini kecelakaan di atas (meledak),” katanya.

Pendapat Habibie ini berbeda dengan keterangan resmi MAS dan pemerintah Malaysia. Perdana Menteri Najib Razak menyatakan, sinyal pesawat masih ada sampai tujuh hari sejak pesawat dinyatakan hilang, tanpa ada pernyataan pesawat meledak atau jatuh. Sinyal terakhir diduga di selatan Samudera Hindia. (viva/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Oposisi Suriah: Kami Membahas Tentang Situasi Kemanusiaan dan Transisi Politik

Figure
Organization