Topic
Home / Narasi Islam / Sosial / Bahasa Arab Bahasa Masa Depan

Bahasa Arab Bahasa Masa Depan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Foto: al-fikrah.net)
Ilustrasi. (Foto: al-fikrah.net)

dakwatuna.com – Bicara dunia Arab, maka mau tidak mau kita pun akan terbawa untuk  membicarakan mengenai bahasa Arab. Terlebih melihat nasib dari bahasa Arab sendiri yang menurut beberapa orang mulai terancam “punah” diterkam jaman. Ada sebuah kekhawatiran tersendiri yang mengusik pada hati akan takut hilangnya bahasa Arab, terlebih bagi masyarakat (awam dan terpelajar) yang sering bersinggungan dengan bahasa Arab, rasa itu selalu ada meski pada hakikatnya mereka bukanlah orang Arab.

Menanggapi hal di atas, masyarakat terbawa ke dalam suatu permalahan mengenai eksistensi bahasa Arab di kancah dunia, apakah masih ada dan bisa? Atau malah sebaliknya, hilang dan tidak ada sama sekali? Ditambah dengan semakin naiknya popularitas bahasa Inggris, tentu menjadi sebuah pertanda akan semakin melemahnya eksistensi bahasa Arab.

Namun menurut hemat penulis, terdapat dua kemungkinan yang akan terjadi, mengenai eksistensi bahasa Arab di kancah dunia, baik itu pendidikan apalagi politik. Kemungkinan pertama, yaitu kemungkinan akan hilangnya bahasa Arab dari pemakaiannya secara internasional, bahasa Arab hanya akan menjadi bahasa minoritas dan bahasa yang digunakan dalam forum dan komunitas tertentu. Hal ini di dasari dari data yang terhimpun (meskipun tidak pasti dalam bentuk data), di mana di Indonesia yang merupakan negara dengan muslim terbanyak, bahasa Arab dianggap sebagai bahasa yang menggambarkan kejumudan bahkan terbilang kolot, dari beberapa sumber tepercaya pun, kini di negerinya sendiri, bahasa Arab mulai ditinggalkan oleh anak muda Arab, mereka cenderung lebih bangga dan senang dengan menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa yang dipakainya sehari-hari, ditambah lagi dengan image dari bahasa Arab yang ikut terpuruk dengan pengalamatan buruk orang barat mengenai teroris yang kebanyakan berasal dari orang muslim dan bangsa Arab, hal ini tambah memperburuk image bahasa arab pada generasi-generasi baru, khususnya generasi yang hedonis, yang sangat mementingkan arti eksistensi diri. Kalaupun ada, bahasa Arab hanya ada di lingkungan pesantren dan civitas akademika di Universitas yang mempunyai jurusan bahasa Arab (tentunya dengan keterpaksaan lembaga), sehingga tidak aneh, dari kalangan akademik dan pesantren sendiri pun yang notabene-nya sebagai kelompok yang dekat dengan bahasa Arab, bahasa Arab tetap dinomorduakan bahkan mereka sendiri tidak respect dengan bahasa Arab itu sendiri. Dan tentunya hal-hal di atas sangat mempengaruhi akan eksistensi bahasa Arab ke depannya.

Adapun kemungkinan kedua yang akan terjadi dengan bahasa Arab adalah sebaliknya, bahasa Arab akan tumbuh lebih besar dan akan mencapai lagi puncak kejayaannya akan eksistensi bahasa Arab di kancah dunia, mengenai hal ini yang  menjadi landasan penulis dalam menyebutkan bahwa bahasa Arab akan semakin melaju tiada lain karena faktor bangsa Arab sendiri, bahasa sebagai sistem dan lambang sudah ada pada bangsa Arab, bahkan bahasa sebagai identitas penuturnya itu jelas terlihat pada bahasa Arab. Kedekatan antara bahasa Arab dengan Islam menjadi poin utama yang menjadi alasan penulis dalam masalah ini, di dalam Al-Quran surat Yusuf ayat kedua Allah berfirman:

إنّا أنزلنه قر ءنا عر بيّا لعلكم تعقلون

Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya.

Dan di ayat lain Allah juga berfirman:

إنا نحن نزلنا الذكر و إنا له لحافظون

“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya kami benar-benar memeliharanya.” (Al-Hijr: 9)

Dua ayat ini menjadi penguat akan terjaminnya eksistensi bahasa Arab, Al-Quran adalah kitab umat Islam yang akan Allah jaga langsung hingga akhir masa, sedangkan bahasa yang digunakan di dalam Al-Quran adalah bahasa Arab, maka secara tidak langsung bahasa Arab (melalui Al-Quran) akan tetap terpelihara eksistensinya dalam jangka yang masih panjang,

Menurut Ash Shidiqi (1975;2007) menyatakan bahwa tidak ada bahasa lain selain bahasa Arab (termasuk bahasa Indonesia) yang mampu mewakili makna bahasa Al-Quran baik yang tersurat maupun yang tersirat. pendapat ini juga dikuatkan dengan pendapat lain yang menyatakan bahwa “bahwa bahasa Arab
merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga merupakan bahasa Islam”. (Abdul Alim Ibrahim , 1978:48). Perkembangan Islam secara tidak langsung mengangkat bahasa Arab itu sendiri, apalagi di dalam sebuah hadits suatu saat nanti Islam akan menang dan menguasai dunia lagi, maka bahasa Arab pun akan ikut terangkat eksistensinya kelak nanti. Namun terlalu jauh rasanya bila membicarakan dan memberikan bukti dengan hal ini, meskipun kejadian ini dapat dipastikan (karena janji Allah), tetap rasanya terlalu jauh dan mungkin bagi beberapa kelompok akan mengingkarinya.

Alasan yang paling kuat dan nyata adalah kondisi perekonomian dan politik bangsa Arab saat ini, dari segi politik, sudah beberapa dekade ke belakang dunia Arab selalu menjadi topik utama di penjuru dunia dalam permasalahan politik, dimulai dengan konflik dengan Israel hingga perang saudara yang hingga kini masih terjadi di beberapa negara Arab, bahkan akhir-akhir ini salah satu TV swasta di Indonesia membuat tayangan berita (acara) khusus mengenai situasi terkini dari dunia Arab, meski jam tayangnya tepat pada tengah malam, namun sedikitnya hal ini menjadi tanda akan eksistensi dunia Arab (yang berimbas ke bahasa Arab) di Indonesia khususnya mulai terlihat. Terus dari segi ekonomi dan bisnis, dari dulu perusahaan minyak dari negeri Arab telah menggiring banyak orang untuk mempelajari dan mengetahui bahasa Arab, ribuan orang dikirim tiap tahunnya untuk dijadikan tenaga kerja di sana, bahkan untuk kalangan elit, kini dunia Arab mulai menguasai “peredaran uang” di dunia dengan menjadi pemilik-pemilik saham penting di perusahaan bahkan tim sepakbola, bukan hanya tambang minyak, maskapai penerbangan hingga yayasan pun ikut mempromosikan bangsa Arab dan tentu bahasanya.

Dari dua kemungkinan di atas, penulis lebih condong percaya akan bertahannya bahkan meningkatnya bahasa Arab di kancah dunia (internasional), meski pada saat ini bahasa Arab masih menjadi nomor empat di bawah bahasa Inggris, Mandarin, dan Prancis dari segi popularitas dan eksistensinya, tapi dengan adanya Islam plus 23 negara yang resmi menggunakannya, hemat penulis rasanya eksistensi bahasa Arab setidaknya untuk beberapa dekade ke depan tidak usah dicemaskan. Wallahu a’lam.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa sastra Arab Unpad 2011, Wakil Ketua BEM FIB Unpad dan aktif di Hima Persis Unpad.

Lihat Juga

Rekonsiliasi Tidak Gratis, Israel Jamin Keamanan Arab Terhadap Ancaman Iran

Figure
Organization