Topic
Home / Narasi Islam / Humaniora / KLM BAZNAS Menjawab Harapan Mustahik

KLM BAZNAS Menjawab Harapan Mustahik

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Kantor Pusat BAZNAS (foto: pusat.baznas.go.id)
Kantor Pusat BAZNAS (foto: pusat.baznas.go.id)

dakwatuna.com – Jakarta. Menjelang siang, Bu Ngatimah (49) tampak duduk menanti anaknya, Aji (18), yang sedang masuk ke ruang KLM. Saat ditemui, ia mengaku sedang mengajukan bantuan untuk biaya pendidikan anaknya yang tengah duduk di bangku kelas dua SMK (4/3/2014).

“Saya tahu dari teman ngaji saya. Katanya kalau mau ngajuin bantuan dana bisa di BAZNAS. Dia sebelumnya juga begitu, butuh bantuan sama modal, dan dia dibantu,” katanya.

Konter Layanan Mustahik (KLM) merupakan tempat pelayanan yang dibentuk BAZNAS untuk memudahkan mustahik mendapatkan bentuan sesuai kebutuhannya. KLM menjadi bagian dari salah satu program besar BAZNAS, yakni Indonesia Peduli. Bantuan yang disalurkan berbentuk hibah (program karitas) maupun pemberdayaan. Artinya, meski bersifat karitas, penerima bantuan KLM yang memiliki potensi juga dapat diprospek dalam program pemberdayaan hingga menjadi mandiri, sehingga tidak tergantung terus menerus dengan bantuan.

“Setiap harinya, ada 40 sampai 60 mustahik yang datang mengajukan permohonan,” ujar Iman, salah seorang staf harian KLM.

Ia menuturkan, sejak awalnya berdiri di tahun 2001, ada banyak mustahik yang terbantukan. Di lain sisi, tersimpan pula banyak kisah mengharukan dari para mustahik yang telah dibantu melalu dana zakat melalui KLM.

“Ada banyak kisah mengharukan dari para mustahik di KLM ini. Misalnya seorang yang kecelekaan sehingga kehilangan seluruh anggota keluarganya, belum lagi dia harus menanggung seluruh biaya pengobatan. Ada juga orangtua yang sehari-harinya menjual plastik kresek, namun bisa menyekolahkan anak-anaknya sampai tingkat sekolah keperawatan dan sekolah administrasi perkantoran,” tuturnya.

Sama seperti hari ini, Bu Ngatimah berharap anaknya dapat terus melanjutkan pendidikan. Ia menyadari pendidikan bagi anaknya begitu penting. Namun kondisi dimana suami yang sehari-harinya berjualan mie ayam dirasa sulit untuk memenuhi semua kebutuhan diri dan keenam anaknya yang lainnya. Ia bersyukur dengan adanya KLM ini membantu dirinya untuk mengajukan dana pendidikan.

“Aji cita-citanya tinggi. Dia bilang mau kuliah. Katanya kalau nggak kuliah, masa depan susah,” tutur Bu Ngatimah malu-malu. (baznas/ded/dakwatuna)

 

Redaktur: Deddy S

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejak kecil menggemari segala jenis masakan. Hingga kini senang membaca dan mengakrabi aksara.

Lihat Juga

Keikhlasan Dalan Kerja Dakwah

Figure
Organization