Graha Tahfizh Qur’an PPPA di Gaza Masuki Tahap Finishing

Graha Tahfizh Quran dibangun PPPA Daarul Qur’an di dekat Masjid Umari, di bagian Utara Gaza – Foto: kompasislam.com

dakwatuna.com – Gaza.   ‘’Lambat tapi pasti, karena di sini material langka,’’ demikian Abdillah Onim melaporkan perkembangan pembangunan Graha Tahfizh Qur’an Gaza belum lama ini.

Relawan PPPA Daarul Qur’an itu menuturkan, pembangunan Graha Tahfizh Qur’an Gaza sudah dimulai sejak akhir September 2013.

Struktur bangunan sudah selesai sejak awal Februari 2014. Demikian juga kusen pintu sudah terpasang. Pun pipa saluran aliran air di seluruh Graha.

Jaringan kabel listrik Graha sudah dipasang. ‘’Aliran listrik sudah didaftarkan ke PLN Palestina,” imbuh Onim, pria asal Maluku yang menikahi perempuan Jabaliya bernama Rajaa Al Hirthani.

Graha Tahfidz dibangun PPPA Daarul Qur’an di dekat Masjid Umari, di bagian Utara Gaza. Lahan pembangunan merupakan wakaf dari Abdillah Onim, yang mendapat tanah tersebut sebagai hadiah dari ayah mertuanya.

Walau terkendala kelangkaan dan mahalnya material, khususnya semen, pembangunan terus berjalan. Saat ini, tengah dilakukan pemlesteran tembok dalam Graha. Juga pemasangan pagar keliling Graha.

‘’Masih banyak pekerjaan finishing yang harus dikerjakan, misalnya pemasangan keramik,  kusen jendela, daun pintu dan jendela, serta pemlesteran tembok luar dan pengecatannya,’’ papar Onim, yang masuk Gaza sejak 2008.

Untuk mempercepat penyelesaian pembangunan Graha, saat ini pimpinan PPPA Daarul Qur’an tengah berupaya masuk Gaza lewat Mesir. Mereka adalah Direktur Eksekutif Tarmizi Ashidiq dan Wakil Direktur Sunaryo Adhiatmoko, disertai relawan asal Klaten, Basuno.

Dengan jumlah penduduk kurang lebih 1,6 juta jiwa, Jalur Gaza menjadi wilayah terpadat di dunia. Menurut wasiat Nabi Muhammad SAW,  para keluarga Gaza berlomba-lomba memiliki banyak anak. Bukan asal banyak, tapi yang berkualitas, antara lain hafal Qur’an.

Sebagian besar orangtua di Jalur Gaza adalah Penghafal Qur’an, dengan jumlah juz hafalan bervariasi. Dengan bimbingan ayah, ibu, atau keduanya, anak-anak Gaza mengenal dan menghafal Qur’an sejak usia dini.

Anak Gaza mulai membaca dan menghafal Al Qur’an sejak usia 4-5 tahun. Mereka belajar Qur’an waktu Ashar-Maghrib di Markaz, semacam TPA di masjid-masjid di Indonesia. Bedanya, kalau TPA Indonesia adalah Taman Pendidikan Al Qur’an, di Jalur Gaza TPA adalah Taman Penghafalan Al Qur’an.

Abdillah Onim mengungkapkan, tahun 2011 di Gaza terdapat 13 ribu Penghafal Qur’an. Tahun berikutnya meningkat menjadi lebih 23 ribu penghafal, 5000 di antaranya hafal 30 juz. Pada 2013, jumlahnya semakin bertambah, dan 6000 diantaranya hafal 30 juz.

Pendiri PPPA Daarul Qur’an, Ustadz Yusuf Mansur, mengajak masyarakat untuk mengerahkan sedekah guna merampungkan Graha Tahfidz Qur’an Gaza. ”Insya Allah, para donatur juga akan mendapat pahala sebagaimana pahala para santri Tahfidz Qur’an Gaza,” jelas Ustadz Yusuf Mansur.  (kompasislam/sbb/dakwatuna)

 

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...