dakwatuna.com – Khartoum. Hasan Turabi, pemimpin Popular Congress Party of Sudan, mengakui kesalahan-kesalahannya yang berakibat terjadinya krisis di berbagai wilayah, termasuk terpecahnya Sudan. Turabi menyesali hal tersebut, dan meminta ampun kepada Allah swt. Seperti yang disampaikannya pada situs sudantribune.net, hari ini, Kamis (20/2/2014).
Menurutnya, kondisi Sudan saat ini sangat kacau, terutama karena kerusuhan yang saat ini sedang terjadi di negara baru, Sudan Selatan. Di sana terjadi bentrokan senjata antara pasukan presiden Salva Kiir dengan pasukan yang loyal kepada mantan wakil presiden Riek Machar. Sudah tiga bulan hingga kini pertempuran itu  berlangsung.
Beliau menyatakan, secara pribadi merasa bersalah atas segala kekecauan yang terjadi di berbagai wilayah di Sudan. Hal itu karena beliau pernah menjadi seorang pemimpin di negeri itu. Menurutnya, perang saudara yang hingga saat ini berlangsung di Sudan berawal dari manajemen pemerintahan yang buruk selama puluhan tahun ke belakang.
Namun demikian, Turabi masih merasa optimistis persatuan akan kembali terwujud. Beliau mendasarkan harapannya ini pada pengalaman Eropa Timur yang pernah terpecah, tapi akhirnya kembali bersatu. (msa/dakwatuna/ sudantribune)
Redaktur: M Sofwan
Beri Nilai: