Topic
Home / Berita / Daerah / Dapur Umum ACT Siaga Melayani Pengungsi

Dapur Umum ACT Siaga Melayani Pengungsi

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Relawan Dapur Umum (foto: ACT)
Relawan Dapur Umum (foto: ACT)

dakwatuna.com – Kediri. Presiden ACT Ahyudin memberikan arahan kepada semua Tim Disaster Emergency and Relief Management (DERM) – ACT dan para relawan Emergency Gunung Kelud, agar membuat ragam program yang selalu siaga untuk melayani pengungsi korban Gunung Kelud.

“Hal itu disampaikan Presiden ACT saat memberikan briefing kepada tim DERM-ACT dan para relawan di Posko  Dapur Umum Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri,” ujar Andhika Purbo Swasono, Komandan DERM-ACT.

Pemerintah melalui BNPB menetapkan status Gunung Kelud masih Awas, karena itu pengungsi belum diizinkan untuk kembali ke rumah mereka masing-masing. Pengungsi terbanyak di Kabupaten Kediri yang tersebar di beberapa titik.

Tim ACT beserta relawan lokal Kediri menginisiasi Mobile Trauma Healing untuk anak-anak korban pengungsi dengan mendatangi kamp-kamp pengungsi. Di sana,  tim relawan mengajak anak-anak untuk terlibat dalam berbagai aktifitas seperti bermain bersama, menggambar, dan lain-lain.

Selain itu, tim ACT terlibat dalam penanganan dapur umum untuk menyediakan makanan siap saji para pengungsi. Tim relawan Dapur Umum ACT membuka Posko Dapur Umum di Gedung Serbaguna Kelurahan Pare, Kecamatan Pare, Kediri.

“Alhamdulillah, Camat Pare, Bapak Anto Riandoko sangat mendukung dapur umum ACT. Kita mendirikan dua tenda dapur umum dengan kapasitas siap siaga memasak dan menyajikan 1.500 bungkus nasi beserta lauk pauk untuk didistribusikan ke seluruh posko pengungsi di Kabupaten Kediri,” kata Andhika.

Kesiapan relawan lokal mulai mengalir dari Kediri dan kota-kota sekitarnya. “Sejak hari pertama relawan lokal sudah terlibat dalam penanganan bencana. Meskipun situasi masih tegang, crowded, relawan lokal telah melakukan evakuasi sejak letusan pertama di malam hari, di Sata, Kecamatan Puncu lalu di Kecamatan Ngancar,” ujar Ruli Renata, Koordinator Masyararat Relawan Indonesia (MRI) Kediri.

Selain itu, tim relawan juga sudah berkoordinasi dengan Satkorlak, dan mengajak ibu-ibu untuk mendistribusikan nasi bungkus, air mineral, pampers, pembalut wanita, biskuit, minyak kayu putih ke pengungsi sejak Jumat pagi lalu.

“Koordinasi dengan pihak stakeholder juga sangat penting. Setelah kita koordinasi dengan Pak Camat Pare, kita dapat terlibat di dapur umum untuk memasak makanan untuk didistribusikan kepada para pengungsi di Kecamatan Pare, Kecamatan Puncu, dan Kecamatan Kepung,” lanjut Ruli

Tim relawan juga didukung oleh relawan dari STIKES Karya Husada untuk melakukan program Mobile Trauma Healing ke posko-posko pengungsi. Untuk komunikasi dan pemantauan kondisi, tim ACT didukung oleh relawan dari RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia) cabang Kediri.

“Rencana ke depan, tim ACT beserta relawan akan mengadakan program air bersih dan layanan kesehatan untuk pengungsi,” tambah Andhika. (ACT/ded/dakwatuna)

 

Redaktur: Deddy S

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sejak kecil menggemari segala jenis masakan. Hingga kini senang membaca dan mengakrabi aksara.

Lihat Juga

Tujuh Kompleks Pengungsi Sulteng Diresmikan ACT

Figure
Organization