Topic
Home / Berita / Nasional / Pesantren, Tempat Rehabilitasi Narkoba Berbasis Agama

Pesantren, Tempat Rehabilitasi Narkoba Berbasis Agama

Pondok Pesantren Al Islamy di Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, Salah satu tempat rehabilitasi pecandu narkoba - Foto: liputan6.com
Pondok Pesantren Al Islamy di Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta, Salah satu tempat rehabilitasi pecandu narkoba – Foto: liputan6.com

dakwatuna.com – Jakarta.  Selain merusak, narkotika dan obat-obatan juga merupakan barang haram bagi agama. Zat-zat yang terkandung di dalamnya dapat mengakibatkan hilangnya akal sehat orang yang mengkonsumsinya.

Demikian disampaikan penyuluh Deputi Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional (BNN) Eko Wibawati dalam diskusi bersama pelajar Pondok Pesantren Al-Mawadah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (12/2).

“Narkoba memiliki efek yang sangat merusak. Akibatnya akan membuat pemakainya seperti orang yang tidak waras bahkan cenderung melakukan perbuatan kriminal seperti mencuri untuk memenuhi ketergantungan,” jelasnya.

Eko menambahkan, pengguna narkoba, terutama kalangan pelajar, memiliki kecenderungan untuk malas belajar dan acuh terhadap lingkungannya. Hal ini dapat memupus harapan orang tua yang tinggi terhadap anak-anaknya.

“Orang tua kita bisa kecewa, di mana kita diharapkan kelak menjadi anak yang baik dan saleh malah mengkonsumsi zat terlarang yang bisa menghancurkan masa depan,” kata Eko.

Menurut Eko, penyalahguna narkoba hanya bisa dipulihkan dari ketergantungannya dengan cara rehabilitasi. Karenanya, jika ada pengguna hendaknya dapat melapor ke institusi penerima wajib lapor (IPWL) untuk mendapatkan terapi.

Lebih jauh, Eko berharap, kalangan pondok pesantren juga bisa menjadi institusi rehabilitasi sosial yang berbasis agama. Di mana, teknik pemulihannya dengan mengedepankan ilmu agama dan menanamkan dalam hati bahwa narkoba merupakan barang haram yang harus dijauhi.

“Saya mengharapkan kepada jajaran pengurus pesantren agar ikut berpartisipasi dalam memulihkan para pecandu narkoba. Karena masalah narkoba adalah masalah kita semua,” tegasnya. (rmol/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Din Syamsuddin: Agama Harus di Praktekkan dalam Kehidupan Sehari-hari

Figure
Organization