Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Keringat Manis

Keringat Manis

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Foto: brasilianefetiri.deviantart.com)
Ilustrasi. (Foto: brasilianefetiri.deviantart.com)

dakwatuna.com – Semerbak harum percikan parfum, hanya bisa dihasilkan oleh peracik handal. Begitu juga dengan keringat yang manis, merupakan hasil perjuangan panjang yang penuh pengorbanan. Mungkin kita heran dengan penggunaan kata “manis” yang bergandengan dengan kata keringat. Karena normalnya keringat memiliki rasa asin. Begitulah hakikat dasar keringat. Manis itu terletak pada pemaknaannya, bukan rasa pada realitanya.

Kita seringkali jatuh bahkan marah, ketika merasakan kekecewaan mendalam pada hasil kerja. Apalagi jika kondisi ini terjadi saat usaha kita sudah optimal. Usaha dengan penuh kesungguhan, kalah  dengan hasil kerja penuh kecurangan. Meledaklah dunia dan seisinya.

Marah juga ekspresi emosional manusia, dan hal ini wajar. Tetapi ekspresi kemarahan akan hilang secara perlahan, jika kita menghadirkan Allah dalam setiap kerja. Menghadirkan Allah inilah yang sering kita lupa. Padahal hati bersihlah, yang membuat kita menikmati proses.

Apalagi melihat kejujuran di Indonesia yang semakin mahal. Jangankan ulangan harian, ujian kelulusan saja sudah diperjualbelikan. Padahal dunia pendidikanlah yang memiliki andil besar dalam pembentukan karakter anak bangsa. Sehingga terlalu jauh, jika kita melihat bobroknya para pejabat tinggi negara. Karena akarnya, yang bersumber dari bangku sekolah saja sudah mengecewakan! Seperti yang rasul sabdakan:

وعن أبى سعيدوأبى هريرةرضى اللّه عنهماعن النّبىّ قال : مايصيب المسلم من نصب ولاهمّ ولاحزن ولاأدى ولاغمّ حتّى الشّوكةيشاكهاإلاّكفّراللّه بهامن

Dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah RA, dari nabi saw, ia berkata: Seorang muslim yang tertimpa kecelakaan, kemelaratan, kegundahan, kesakitan, maupun kedukacitaan, sampai yang tertusuk duri pun niscaya Allah akan mengampuni dosanya sesuai apa yang menimpanya (Bukhari & Muslim)

Sabda rasul di atas, memberi kita ketenangan jiwa akan hadirnya pengampunan dosa yang dijanjikan. Bahwa rasa kecewa yang mendalam itu tidak relevan bagi hamba-Nya yang menikmati pahit getirnya perjuangan. Seperti itulah keringat manis dapat diproduksi. Rasa asam pun bisa terkonversikan. Tapi keringat ini tidak serta merta mengalir untuk sembarang orang. Tapi diciptakan dari kesabaran dan sifat pemaaf. Jika karakter seperti ini sudah tertanam pada setiap muslim. Tegaklah panji kejujuran, dan hilanglah noda kebencian!

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa Hubungan Internasional, FISIP UIN Jakarta.

Lihat Juga

Manisnya Ramadhan

Figure
Organization