Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Membangunkan Macan-Macan yang Masih Tertidur

Membangunkan Macan-Macan yang Masih Tertidur

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (flickr.com/array064)
Ilustrasi (flickr.com/array064)

dakwatuna.com – Imam syahid Hasan Al-Banna pernah mengatakan, bahwasanya kita adalah jamaah (satu kumpulan) dari jamaah jamaah (banyak kumpulan) Islam yang ada. “Nahnu jamaa’ah fii jamaa’atil Islam”.

Kita adalah salah satunya. Ya… salah satunya dari berbagai banyak jamaah yang ada itu, tidak sendiri dan tak bisa sendiri. Ingat!! Tidak sendiri dan tak bisa sendiri. Setiap jamaah memberikan kontribusinya tersendiri terhadap tegaknya peradaban dakwah (Islam).

Uniknya masing-masing ‘kendaraan’ memiliki kekhasan cara yang berbeda dalam sumbangsih peradaban ini, layaknya sebuah kendaraan, maka kecepatan, kapasitas dan kapabilitasnya pun berbeda satu dengan lainnya. Namun yang harus dipahami, muara tujuannya satu, ila mardhatillah. Ya benar… Kepada keridhaan Allah.

Jika niat yang bersih, ibadah yang benar serta keluhuran nilai ukhuwah (kecintaan sesama muslim) ini menjadi pondasi dasarnya, maka dapat dipastikan walaupun kendaraan, metode, dan sarananya berbeda maka mereka akan saling membantu, mendukung, berangkulan demi tegaknya satu tujuan bersama izzah al Islam (kejayaan Islam). Ingat!! Mereka akan saling membantu… wahai saudaraku.

Adalah sebuah kepastian, bahwa sejarah akan berulang. Ya… pasti berulang, Hanya saja para pemerannya yang berganti. Mereka pilihan Allah pada zamannya, berkarakter rabbani, berjiwa pemberani serta pembela, tak sungkan melayani.

Wahai saudaraku yang hati ini saling mencinta karena Allah…

Bukankah orang-orang yang berjuang, berperang, berjibaku mempertaruhkan harta, jiwa dan raganya sebelum Futhhu Makkah, mereka memiliki kedudukan sangat istimewa lagi mulia di hadapan Allah dan Rasul-Nya, dibandingkan dengan orang-orang yang berjuang, berperang, ataupun ikut nimbrung setelah Islam berjaya, setelah Futhhu Makkah, setelah dakwah amat leluasa, setelah dakwah tidak lagi mendapat tekanan dan ancaman, setelah dakwah tidak lagi jiwa raga yang menjadi taruhannya. Bukankah seperti itu??

Wahai saudaraku yang jiwa raga ini berhimpun dalam taat dan tunduk patuh pada-Nya…

Bukankah orang orang yang berjuang, berperang mempertaruhkan harta, jiwa dan raganya pada Ghazwatul Badar memiliki keistimewaan yang amat tinggi, amat mulia di mata Allah dan Rasul-Nya, mereka ridha kepada Allah dan Allah pun ridha kepada mereka. Maka pantaslah mereka disematkan gelar RA (Radhiallahu Anh).

Saudaraku ketahuilah…

Sekaliber Rasulullah saw yang doanya makbul dan Allah sebagai jaminannya saja, berdoa kala Ghazwah Albadar dengan sangat khusyu, mengangkat tinggi kedua tangannya, bermunajat sebagai salah satu amunisi mukmin kala itu, yang di atas kertas jumlah dan ‘asam garam’ pasukan kafir Quraisy jauh membumbung tinggi tak terbantah.

Namun kokohnya azzam, mantapnya keyakinan, serta tunduknya ketaatan mereka telah memantaskan mereka atas situasi dan kondisi yang sulit teramat sulit.

Allah menurunkan bala tentaranya (malaikat) yang sadar atau tanpa disadari telah menggentarkan, menciutkan nyali mereka (pasukan kafir).

Lalu kini, apa kontribusi kita terhadap Islam? Terhadap dakwah ini, saudaraku?? Yang ada tidaknya keberadaan kita dalam barisan jamaah dakwah ini tidak akan mempengaruhi sedikit pun, sekecil apapun atas kepastian kejayaan Islam yang telah dijanjikan Allah kelak pada masanya.

It’s your choice…

Bertempur total bersama Allah, giatkan sunah yang dicontohkan rasul dengan sebenar-benar ibadah, habis habisan dengan seluruh doa, seluruh kekuatan, pikiran, harta, bahkan jiwa yang melekat. Atau jika tidak, kelak Antum akan menyesal semenyesal sesalnya di kemudian masa.

Waktu kita hanya tinggal hitungan beberapa puluh hari lagi, wahai saudaraku… bergeraklah!!

It’s your choice…

Mulai saat ini, Bangunlah wahai sang ‘macan’ engkau telah terlalu lama tertidur terlalaikan…

It’s your choice…

Allahu wa Rosulu a’lam bishshawab…

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
founder and manage waralaba TAKOBAN TAKOYAKI, serta mahasiswa STIDA Al Manar.

Lihat Juga

Sinergi Antar Gerakan Dakwah Islam di Dalam Menyongsong Kebangkitan Umat

Figure
Organization