dakwatuna.com – Semarang. Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali menegaskan, etnis Tionghoa merupakan bagian tidak terpisahkan dari Republik Indonesia. Masyarakat Tionghoa mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam membangun Indonesia.
“Perbedaan suku, bahasa, sistem nilai, serta adat dan budaya merupakan kekayaan Indonesia,” kata Suryadharma Ali saat bersilaturahim (pai cia) dengan Keluarga Besar Persatuan Tempat Ibadah Tri Dharma (P.T.I TD), dan Martrisia Komisi Daerah (Komda) Jawa Tengah di Tempat Ibadah Tri Dharma (T.I TD) Tay Kak Sie, Semarang, Jawa Tengah, Minggu (2/2) malam.
Hadir dalam acara merayakan Tahun Baru Imlek 2565 ini, Dirjen Bimas Budha dan jajarannya, Wali kota Semarang, perwakilan Gubernur Jawa Tengah, para Petinggi dan perwakilan Tri Dharma se-Jateng, serta Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jateng, dan para tokoh agama lain.
“Perbedaan adalah kekayaan Indonesia, disitulah ada hikmah yang akan membuka banyak rahasia yang menguntungkan kita,” tandas menag sebagaimana dikutip situs Kemenag.
Dia mengemukakan Pemerintah Indonesia sangat menghargai semua agama termasuk Konghuchu. “Meski hanya berjumlah sekitar 170 ribu jiwa, tapi masyarakat konghuchu dihormati. Setiap ada peringatan hari besar agama Konghuchu, pemerintah meliburkan masyarakat untuk menghormati dan merayakannya. Jadi tidak salah kalau Indonesia merupakan negara dengan kerukunan terbaik di dunia,” tuturnya.
Dia menambahkan Indonesia tidak akan ada jika kita tidak rukun. Indonesia harus lengkap dan termasuk di dalamnya adalah etnis Tionghoa. “Indonesia harus lengkap, termasuk etnis Tionghoa. Kita harus terus menjaga kerukunan antar kita. Tanpa itu, Indonesia tidak akan ada,” tegas Suryadharma Ali.
Dia menuturkan rukun adalah kata yang sangat ampuh dan juga modal dasar bagi bangsa ini untuk bangun dan memperkuat diri. Sebab kerukunan harus terus dikumandangkan dan digalang sampai kapan pun.
“Perbedaan antara kita, bukan lah suatu kelemahan. Keberagaman merupakan sebuah kekuatan yang menjadi ciri khas Indonesia,” tandas menag yang ketua umum PPP itu.
Suryadharma Ali menambahkan pada 2014 merupakan tahun politik. “Harapan saya, di tahun politik ini, kita semua mampu lari kencang karena akan menghadapi banyak tantangan dan persaingan yang sangat ketat. Apa pun yang terjadi, tolong, kita jaga persatuan kita, jangan sampai kita tercerai berai. Mari kita tingkatkan kohesivitas kita sebagai bangsa, untuk menuju ke kemakmuran,” ujarnya. (inilah/sbb/dakwatuna)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai: