Topic
Home / Berita / Internasional / Amerika / Hari Jilbab Sedunia Menggema Dari Amerika

Hari Jilbab Sedunia Menggema Dari Amerika

Seorang Muslimah AS - ilustrasi
Seorang Muslimah AS – ilustrasi

dakwatuna.com – AS.  Nazma Khan, seorang gadis Muslim berkebangsaan Amerika Serikat (AS) mengguncang dunia. Melalui gerakan World Hijab Day yang digulirkannya, 1 Februari telah menjadi hari penting bagi para Muslimah berjibab.

Betapa tidak, 1 Februari telah diakui sebagai Hari Jilbab Sedunia. Pada Sabtu (1/2), sebanyak 1 juta orang terdiri dari Muslimah dan wanita non-Muslim bergabung dalam Hari Jilbab Sedunia.

Seruan untuk menghormati kewajiban Muslimah berjilbab yang digaungkan gadis Amerika Serikat itu mampu menjangkau hampir seluruh negara di dunia. Ada 116 negara yang berpartisipasi dalam Hari Jilbab Sedunia, ujar Khan, seperti dikutip laman OnIslam.net.

Ini merupakan tahun kedua gerakan Hari Hijab Sedunia digulirkan. Pada 2013, sebanyak ratusan ribu Muslim dari 100 negara mendukung gerakan itu. Tahun ini, gerakan tersebut kian meluas.

Saat ini, masih ada negara di dunia yang masih melarang Muslimah mengenakan jilbab. Di Indonesia sekalipun, negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, masih banyak lembaga yang melarang Muslimah mengenakan jilbab.

Menurut Khan, gerakan Hari Jilbab Sedunia digulirkan untuk memberi pemahaman kepada masyarakat dunia bahwa mengenakan hijab atau jilbab adalah hak dan pilihan hidup setiap Muslimah. Khan pun meluncurkan poster edukasi tentang jilbab yang diterjemahkan ke dalam 40 bahasa.

Menurut Khan, berjilbab merupakan hak asasi seorang Muslimah. Jilbab tak hanya sekadar simbol keagamaan, tetapi dalam Islam adalah kewajiban yang harus dilakukan setiap Muslimah.

Saya mengenakan jilbab karena itu adalah perintah dari Allah SWT, ungkap Hamdi Abdirahman, seorang Muslimah dari Kanada.

Hari Jilbab Sedunia pun tak hanya mendapat perhatian dari Muslimah. Wanita non-Muslim pun banyak yang mendukung gerakan ini. Bahkan, tak sedikit wanita non-Muslim yang memutuskan untuk mengenakan jilbab untuk menutup aurat mereka.

Kathryn Van Gompel, misalnya. Wanita penganut Kristen asal Arizona, Amerika Serikat itu, merupakan satu dari ribuan wanita non-Muslim yang mencoba mengenakan jilbab pasca-Hari Jilbab Sedunia tahun lalu.

Setelah mengenakan jilbab selama beberapa bulan, Gompel berpikir untuk melanjutkannya. Saya belum pernah mendapat respons negatif sejauh ini. Saya seorang Kristen dan sudah enam bulan mengenakan jilbab, cetusnya. (heri ruslan/rol/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.

Lihat Juga

Rawan Imigran, Trump Kirim Ribuan Tentara ke Perbatasan

Figure
Organization