Topic
Home / Keluarga / Pendidikan Keluarga / Ketika Cinta Berbuah Surga

Ketika Cinta Berbuah Surga

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Terkadang kita tak menyadari akan nikmat kehadiran orang-orang yang kita cintai, Seringkali kita terlupa bagaimana peran mereka telah banyak memberi warna indah dalam hari-hari yang kita lalui… Dan hati ku pun tersenyum sendiri, menertawakan kebodohan diri ini jika mengingat betapa aku tidak pernah menjadi hamba yang bersyukur terhadap apa-apa yang telah DIA beri…

Pernah ada masa ketika aku menganggap nasihat-nasihat dia yang ku cinta sebagai suatu ‘keangkuhan’ belaka, karena berfikir bahwa jika aku mendengar semua nasihatnya, maka dia pasti akan merasa menjadi yang paling benar di antara kami berdua, Astaghfirullah….. Aku memohon ampun pada-Nya atas segala dosa yang pernah ada…

Pernah ada masa di zaman Jahiliyahku, ketika aku menganggap larangan-larangan dari nya adalah suatu kekangan yang tidak beralasan, adalah suatu siksaan yang membuatku merasa sangat tertekan, adalah suatu ketidakadilan yang tidak seharusnya dialami oleh setiap wanita yang mengaku ‘modern dan merdeka’ dengan segala kemandirian yang mereka punya, Astaghfirullah…aku memohon ampun pada-Nya dari segala kelalaian yang pernah ada..

Pernah ada masa ketika aku belum mengenal-Nya, rasa tidak puas terhadap dia yang ku cinta. Rasa penyesalan yang hadir karena keinginanku untuk bebas terbang tanpa ada hambatan tidak mungkin lagi dapat kulaksanakan…rasa tertekan karena egoisme diri yang belum bisa dikalahkan dan rasa angkuh yang selalu mendorong ku untuk mengatakan ‘tanpa kamu  pun aku bisa bertahan’, Astaghfirullaaaahhh….aku memohon ampun pada-Nya atas segala keangkuhan yang membutakan.

Padahal cinta nya begitu tulus…

Padahal kasih nya begitu murni…

Padahal hati nya begitu lembut…

Ternyata butuh teguran yang besar bagi ku untuk bisa lebih memahami makna cinta sejati…

Butuh ujian yang berat bagi ku untuk lebih bisa mensyukuri nikmat cinta yang kami miliki…

Ketika perpisahan akhirnya membuat ku mengerti cara dia dalam mencintai

Ketika waktu menjadi saksi akan kebodohan ku yang tidak pernah bersyukur atas kehadiran dia yang ku cintai…

Ketika kemelut dan prahara menjadi hukuman tersendiri bagi ku yang dengannya membuat ku belajar dan melihat besarnya cinta yang ia miliki…

‘Maafkan aku duhai cinta ku….’

Betapa sesungguhnya engkau adalah mulia

Dengan segala sifat yang kau punya’

‘Maafkan aku duhai suamiku….’

Yang pernah memelihara ego di hati

Sehingga cinta sempat pergi…

Dan kini adalah masa, di mana kita mulai menyusuri kembali cinta yang hilang di jalan iman, di mana kita sama-sama membuang kerikil ego yang pernah menjadi penghalang kita dalam meraih kebahagiaan, di mana aku mulai belajar bahwa engkau lah imam ku dan aku adalah pengikut mu, engkau lah Nahkoda pada kapal yang kita punya, engkau lah cinta yang telah ditakdirkan-Nya untuk menjadi perantara ku menuju pintu surga..

Dan kini adalah masa di mana semua akan kita perbaharui lagi

Saling menekan ego yang bersemayam dalam hati

Hingga tanpanya, kita mampu melihat segala sesuatu menjadi lebih jernih

Hingga tanpa hadirnya, kita dapat meraih cinta yang dulu sempat mati

Ketika dua belah kayu dapat disatukan dengan paku, dua piring retak bisa disatukan kembali dengan lem super glue, maka dua hati yang saling mencintai tentunya akan dapat dieratkan jika senantiasa mengingat yang SATU…

Jika paku bisa berkarat, piring bisa kembali retak, maka tidak menutup kemungkinan jika gelombang cinta pun dapat mengalami pasang surut seperti layaknya kondisi iman yang turun naik terutama ketika menghadapi ujian yang berat.

Maka dengannya aku meminta padamu duhai sayangku…

Marilah kita cari DIA dalam rumah tangga kita

Marilah kita besarkan DIA dalam tiap-tiap shalat jamaah

Marilah kita suburkan rumah kita dengan lantunan Asmaul Husna-Nya

Marilah kita hindari rumah kita menjadi pusara karena kegersangan dzikir dan bacaan Ayat suci Al Qur’an

Marilah kita jadikan rumah kita sebagai pusat pelajaran dan pembelajaran bagi iman, yang dengannya dapat menjadi penawar ujian kebosanan, penyejuk hati ketika jemu dan keletihan hadir menongkah arus ujian….

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Terlahir di Jakarta pada tahun1980, sebagai anak tengah dari 8 bersaudara, ibu rumah tangga yang sangat tertutup dan menyukai dunia tulis, namun demikian dari beberapa tulisan yang ana miliki, hanya 1 yang ana kirimkan ke FLP Saudi Arabia dan di bukukan dengan beberapa penulis lainnya (Projek Nulis Buku Bareng, judul Antologi CUS - Curhat Untuk SBY), semoga untuk selanjutnya ana memiliki lebih banyak kemampuan untuk berkarya lewat aksara, dan memiliki keberanian untuk mengirimnya ke berbagai ajang dalam dunia tulis, aamiin.

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization