Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Esok, Belum Tentu Hariku

Esok, Belum Tentu Hariku

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Suatu ketika ada yang bertanya, jika besok engkau sudah tidak ada lagi di dunia ini? Apa yang ingin kau lakukan hari ini? Sontak aku tersenyum meringis. Tersenyum kecut dengan pertanyaan yang menikam. Bukan apa-apa. Aku yakin, tidak ada yang siap jika kematian menghampiri. Tapi apa yang sudah aku perbuat, sementara semakin hari kematian itu semakin mendekat? Memang tidak ada yang tahu, kapan maut akan datang menghampiri. Tetapi sebagai manusia, ku akui seringkali lupa dengan hal yang pasti itu. Ah manusia, memang makhluk yang sering lupa. Ketika diingatkan, nasihat dan peringatan itu hanya mampir sebentar. Dan lewat lagi tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Jika adapun nasihat dan peringatan yang berjejak, mungkin hanya sebagian kecil yang merasakannya. Hidup ini memang sangat singkat. Bahkan lebih singkat yang kita bayangkan. Banyak yang tau bahwa hidup ini singkat, tetapi lebih banyak pula yang lalai.

Pernah kudengar sebuah pernyataan. Hidup ini hanya berada di antara adzan dan iqamah. Ya, hanya berada antara azan dan iqamah saja. Begitulah singkatnya kehidupan. Banyak filosofi yang memaknai tentang kehidupan. Ada yang mengatakan manusia ini sebagai musafir, dan dunia adalah tempat persinggahan untuk mengumpulkan bekal. Yang nantinya akan di bawa untuk negeri akhirat. Ada juga yang mengatakan bahwa hidup manusia bisa dianalogikan seperti buah kelapa. Buah kelapa tidak jatuh saat sudah tua saja, saat masih muda bahkan putik pun ia bisa jatuh dari pohonnya. Seperti itulah manusia, bukan berarti masih muda bahkan belia masih jauh dengan kematian. Kematian datang bukan hanya untuk kaum tua saja. Jika saja kita tau, bahwa kematian akan datang saat hari tua, maka wajar jika masa muda kita isi dengan kesenangan semu. Nah baru beribadah ketika senja datang yakni ketika hari tua tiba. Terlalu banyak filosofi yang menjelaskan hakikat kehidupan, terkadang sedikitpun tidak menggubris hati kita untuk mengingat kematian. Bahkan sejenak saja susah bagi kita untuk mengingatnya. Di dalam Al-Quran Allah berfirman

“Sesungguhnya kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau. Dan jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu dan Dia tidak akan meminta harta-hartamu.” (Muhammad: 36)

Jelas sekali dikatakan bahwa kehidupan dunia hanyalah permainan dan senda gurau saja. Sekadar mengingatkan diri. Terutama diri sendiri, tidak ada yang menjamin seberapa lama lagi kita hidup di dunia ini. Bisa jadi maut menjemput setahun, sebulan, seminggu, sehari, satu jam, satu menit bahkan satu detik setelah ini. Tidak ada yang bisa menjamin bahwa setelah membaca artikel ini. Kita masih bisa menghirup udara segar. Maut bisa datang kapan dan di manapun kita berada. Bersyukur jika kita dijemput dalam keadaan yang baik, namun alangkah sedihnya jika kita di jemput dalam keadaan yang tidak baik. Na’udzubillah tsumma na’udzubillah. Jika suatu urusan datang di waktu pagi, maka selesaikanlah segera. Jangan menunggu datangnya sore. Begitu juga usia. Jika sekarang masih muda, beribadahlah sebanyak-banyaknya. Berbuat baiklah semaksimalnya kita. Jangan menunggu waktu tua. Karena tidak ada yang menjamin, kita akan merasakan hari tua. Bisa jadi umur kita berakhir hari ini. Karena esok, belum tentu ada hari untukku, untuk kita.

Semoga Allah mengampuni dan memberkahi setiap langkah kita.

Wallahu’alam semoga bermanfaat.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Lahir di Bengkalis Provinsi Riau pada bulan Desember 1990. Mahasiswi semester 1 pada sekolah Pasca sarjana program studi pendidikan dasar di UPI. Memulai belajar menulis, dan menjadi anggota FLP kota Pekanbaru angkatan VIII pada awal tahun 2013.

Lihat Juga

41 Tahun Hari Bumi Palestina

Figure
Organization