Topic
Home / Pemuda / Mimbar Kampus / Mahasiswa, Bukan Sekadar Status

Mahasiswa, Bukan Sekadar Status

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (Foto: ndsu.edu)
Ilustrasi. (Foto: ndsu.edu)

dakwatuna.com – Abdullah Ibnu Mubarak pernah ditanya oleh seseorang, “Seandainya Allah mewahyukan kepada Anda, bahwa Anda akan mati nanti sore, maka apa yang akan Anda lakukan?” Beliau menjawab, “Saya akan segera beranjak dan pergi mencari ilmu sampai kematian datang menjemputku.”

Kegigihan, semangat dan tekad kuat yang diperlihatkan oleh Abdullah Ibnu Mubarak adalah salah satu bentuk kekuatan intelektual dan metode berpikir ilmiah. Kekuatan intelektual semacam ini diharapkan selalu ada dalam setiap diri mahasiswa. Iya, Mahasiswa, mereka merupakan sekelompok masyarakat yang mempunyai peranan penting dalam setiap pergerakan roda zaman. Untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang apa dan siapa mahasiswa itu, tentunya kita harus melirik dari perspektif yang beragam.

  • Pertama, Dari segi usia, mahasiswa merupakan kelompok masyarakat yang masih berusia muda. Mereka selalu mencari peluang untuk sebuah perkembangan dan perubahan besar di masa yang akan datang. Di usia yang masih belasan hingga dua puluhan itu, mereka telah mampu mengukir seabrek prestasi hebat, ia telah menunjukkan kekuatan intelektual dengan metode berpikirnya yang ilmiah. Mereka mampu memberikan arah dari setiap masalah yang akan dihadapinya, sehingga ia selalu siap dengan segala tantangan dan perubahan yang terjadi.
    Dengan kekuatan intelektual yang dimilikinya, setiap mahasiswa mampu berpikir secara konsepsional dan menciptakan sebuah inovasi yang bermanfaat untuk orang banyak.
  • Kedua, dari segi potensi manusiawi, mahasiswa termasuk manusia yang mempunyai taraf berpikir di atas rata-rata, sehingga pada saat itu mahasiswa senantiasa mencari bentuk dan identitas bagi corak kehidupan yang akan dijalaninya nanti.
    Iya, ketika para pemuda yang ada di luar sana telah larut dan terseret oleh derasnya arus perkembangan zaman, maka secara manusiawi mahasiswa termasuk sosok yang mempunyai pendirian yang teguh. Mereka mempunyai kecerdasan yang luar biasa dalam merespon realita di tengah kehidupan masyarakat, sehingga tidak dengan mudahnya mereka akan terformat oleh perkembangan dan perubahan yang terjadi, namun mereka mampu menciptakan sebuah perubahan ke arah yang lebih baik.
  • Ketiga, Mahasiswa adalah sekelompok masyarakat yang bergelut dalam dunia kampus mengumpulkan serpihan-serpihan kebenaran untuk membentuk kekuatan intelektual dan pemikiran ilmiah yang kokoh. Diakui atau tidak dunia yang sarat dengan nuansa kritis dan intelektual telah banyak membentuk kepribadian mahasiswa, apalagi kepribadian mahasiswa dalam kampus umumnya masih mudah dibentuk. Itulah sebabnya, para cendekiawan, penemu, peneliti, pemerhati, pencipta, pengamat dan para pahlawan lahir dari dunia kampus. Institusi tempat berkumpulnya para mahasiswa inilah para ‘orang besar’ mengenal dan meraih kesuksesan akademis dan organisasi.
  • Keempat, Mahasiswa merupakan sosok manusia yang sarat akan idealisme, selalu berpihak pada suatu hal yang diyakini kebenarannya atau sesuatu yang ia minati. Bahkan tak jarang mahasiswa mau memberikan apa yang ia miliki untuk memperjuangkan keyaki­nannya atau menggeluti yang diminatinya, terlepas apakah itu benar secara hakiki atau tidak, layak atau tidak.
    Pergerakan roda zaman tidak bisa terlepas dari sosok idealis dan jenius religius, yaitu mahasiswa. Ketika penjajahan, penyimpangan dan diskriminasi banyak terjadi di tengah-tengah masyarakat, maka mahasiswa hadir sebagai pejuang kebenaran dan anti penindasan sampai situasi dan kondisi menjadi ideal menurut mereka.
  • Kelima, Mahasiswa merupakan sosok yang memil­iki kecenderungan terhadap perubahan keadaan masyarakat ke arah yang dicita-citakannya. Ia tidak menyukai kemapanan dan kemande­gan, karena dalam pandangannya itu sama artinya dengan kemunduran dan dirasakan tidaklah sesuai dengan dorongan jiwa mudanya yang penuh gejolak idealisme. Perjuangan mahasiswa memang telah banyak tercatat dalam sejarah perubahan di masa lalu dan perjuangan mereka selanjutnya akan menjadi penentu sejarah di masa yang akan datang.
    Tapi kadang ia hanya sekadar mengingin­kan perubahan saja tanpa memikirkan apakah perubahan yang dikehendaki itu menghantarkan kepada keadaan yang lebih baik atau tidak. Ketidakmampuan mende­finisikan secara jelas perubahan macam apa yang dikehendaki acap kali membawanya kepada suasana gelora tanpa kendali.

Dari beragam pandangan tentang siapa mahasiswa itu, sedikit banyak telah memahamkan setiap orang bahwa mahasiswa bukan sekadar pemuda biasa, mereka adalah sekelompok pemuda yang banyak bergerak di tengah masyarakat di bawah idealisme yang diyakininya. Berbagai hambatan dan kesulitan dijalaninya dengan penuh ketegaran dan keyakinan. Ia tidak surut dan bergeming dari jalan yang ditempuhnya. Bahkan semua kesulitan itu semakin meyakinkan dan memantapkan langkahnya. Maka tumbuhlah ia di tengah-tengah masyarakat, dikenal sebagai pejuang cita-cita tertentu. Ia dikenal melalui ide dan pemikirannya. Ia dikagumi karena kekonsistenannya terhadap idealisme dan sikap hidupnya. Ia diiku­ti karena cita-cita dan pemikirannya. Ia telah menjadi figur yang memiliki kredibilitas ide yang diakui secara obyektif oleh ma­syarakat.

Usia yang muda bukanlah sebuah hambatan, namun justru memberikan peluang kepada setiap mahasiswa untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut, mengasah dan menajamkan pemikirannya, meningkatkan keberanian dan nilai perjuangannya. Idealisme yang dimiliki mendorong dirinya untuk bergerak demi perjuangannya itu. Perjuangan menegakkan idealisme tidak berhenti hanya pada saat ia menjadi mahasiswa, tapi berlanjut pada kehidupan di luar kampus.

Setelah berkaca pada posisi strategis dan status sosial yang dimiliki mahasiswa maka muncul rasa ingin bertanya, apakah mahasiswa masih akan mampu bertahan dengan segala status sosial dan intelektualnya? Atau justru mereka hanya sekadar masuk institusi pencetak sarjana kemudian terengah-engah berusaha untuk menyandang gelar tersebut? Oleh karena itu, Ingat, Mahasiswa bukan sekadar status!

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Pengurus International Student Society NUS Singapore.

Lihat Juga

Cegah Sekulerisme, KAMMI Pangkalan Bun Adakan Training Kepemimpinan

Figure
Organization