Anas dalam Ketakutan Kelompok Islamophobia

Anas Urbaningrum (Foto: surabayapagi.com)

dakwatuna.com – Jakarta.  Persoalan kasus yang membelit Anas Urbaningrum bukan persoalan politik dan hukum semata. Lebih dari itu, persoalan yang kini menjerat mantan Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu adalah juga persoalan ideologi.

Anas Urbaninggrum, kata Ketua PBHMI periode 2006-2008, Jailani Paranddy, adalah tokoh muda yang paling potensial dan the rising star dalam 15 tahun terakhir. Bahkan dalam hitungan politik, jika anas tidak dibendung maka 2014 adalah posisi puncak dalam karir politik Anas.

“Dan ini menakutkan dan mengkhawatirkan bagi sekelompok orang yang Islamophobia,” kata Jailani dalam keterangan beberapa saat lalu (Jumat, 10/1).

Sejak masih menjabat ketua Umum PBHMI, kata Jailani, Anas telah menjadi momok tersendiri bagi kelompok-kelompok ideologi yang tidak terlalu nyaman pada tokoh cerdas seperti Anas. Bahkan ketika pertama kali bergabung dengan Partai Demokrat, Anas sudah dibenci, ditakuti dan dirisaukan oleh orang-orang yang ingin memiliki pengaruh dan punya ambisi politik, tapi kalah cerdas dibanding Anas.

“Bagi kelompok ideologi yang anti dan ketakutan dengan Anas, mereka melihat Anas tidak sebagai entitas tunggal. Lebih dari itu mereka justru ketakutan karena anas adalah simbol entitas kelompok. Bahkan ada pengamat politik Arbi Sanit menuduh Anas masuk dalam desain besar kekuatan Islam primordial,” ungkapnya.

“Jadi Anas sesungguhnya sedang bertarung dengan kekuatan ideologi tertentu, dimana isu hukum dan KPK hanyalah alat untuk menghabisi Anas secara politik,” demikian Jailani. (rmol/sbb/dakwatuna)

 

Konten ini telah dimodifikasi pada 10/01/14 | 20:45 20:45

Lahir dan besar di Jakarta, Ayah dari 5 orang Anak yang hobi Membaca dan Olah Raga. Setelah berpetualang di dunia kerja, panggilan jiwa membawanya menekuni dunia membaca dan menulis.
Disqus Comments Loading...