Topic
Home / Keluarga / Pendidikan Keluarga / Apatah Terlaknat Jika Bunda Meminta…?

Apatah Terlaknat Jika Bunda Meminta…?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

Prolog Bunda: “Mbak sayang… bunda kirim email ini, untuk mohon ditanggapi… apakah salah jika bunda meminta ini pada anak-anak bunda? Apakah yang bunda tulis ini akan menyakiti hati mereka?

Tolong ya mbak… beri bunda sarannya. Bunda merasa kehilangan mereka. Beberapa bulan lagi, seorang putri bunda akan menikah. Tapi, sungguh… hingga detik ini bunda tidak pernah tahu, apa yang sebenarnya dikehendaki olehnya? Ketika semua proses yang akan dilangsungkan, bunda tidak pernah mengerti… apakah memang seperti ini harusnya? Bunda tidak bisa menjelaskan kepada semua kerabat bunda… kenapa harus seperti itu? Dan semua akhirnya berjalan dengan gersang.

Putri bunda bilang. “Islam memang seperti itu, Bunda…”

Tapi, kenapa dia tidak pernah mengenalkan bunda pada proses-proses seperti itu, Mbak…?

Andai dulu bunda bisa memiliki waktu yang lama dengan mbak… mungkin bunda bisa mencari jawaban lewat mbak, ya…? Walau bunda kepingin, putri bundalah yang menjelaskannya…

Ah, sudah terlambatkah, mbak…

Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Saudaraku…

Sebuah email dari seorang bunda di sana… (Alhamdulillah, Allah pernah mempertemukan kita, ya bunda…), mengisi inbox Ummi…

Email seorang bunda shalihah yang menumpahkan kesah… meluruhkan segenap gundah yang telah terpendam lama. Untuk putra-putrinya yang sangat ia banggakan dengan segala aktivitas dakwahnya…

Dengan segala kebaikan akhlak yang mereka miliki… lautan syukur pun tak pernah lalai terlantunkan.

Namun sang bunda pun tak kuasa meradang… Tak kuasa memendam sebait asa yang hampir tak pernah mampu ia haturkan…

Sungguh, hanya butiran bening dalam himpit kesepian yang selalu membuncah… menganak sungai…

Anak-anakku…

Alhamdulillah… Allah memuliakan akhlakmu… Allah menjaga setiap gerak langkahmu dari kemaksiatan.

Allah mudahkan kalian merengkuh indahnya hidayah yang tak semua hamba menikmatinya…

Syukur bunda untuk setiap pujian kata atas kalian… karena engkau bisa menjadi teladan bagi semua orang…

Rona memerah wajah bunda kala mereka memuji kalian sebagai para da’i dan da’iyah muda yang shalih shalihah… Para da’i muda yang dengan kata dan akhlaknya mampu menebar pesona, hingga mereka pun tanpa terpaksa mengikuti jejak keshalihan kalian…

Rasanya hati bunda pun berbunga-bunga kala mereka tak sungkan bertanya, rahasia apa yang sudah bunda tahtakan pada setiap episode kehidupan kalian bersama bunda..?

Alhamdulillah… ketika di mata bunda kalian menjelma menjadi pribadi-pribadi yang tak sedetik-pun mau berkubang dalam kesia-siaan amal… yang tak pernah bergeming ketika rayuan duniawi memaksamu hengkang dari kezuhudan…

Bunda bersyukur saat setiap sepertiga malam bunda pun ikut mendengar gemericik air yang membasahi wajah-wajah kalian dan bunda pun menangis haru saat melihat kalian dengan khusyu’nya tegak bermunajat kepada Pemilik kehidupan ini….

Selanjutnya, apatah bunda bersalah ketika harus mengungkapkan semua sesak ini?

Di balik rasa syukur yang terjuntai utuh kepada-Nya…ada selaksa rasa yang tersudut dalam hati bunda…sebuah perih yang semakin lama tak mampu bunda nikmati…

Saat-saat indah kalian bersama umat di luar sana… pernahkah kalian ingat ada seorang bunda di rumah yang terbata mengeja huruf demi huruf dari sebaris ayat surat cinta-Nya …?

Pernahkah engkau sadari, ada seorang bunda yang sangat rindu setiap kata-kata bertuah penuh makna yang tentunya juga bisa membuat bunda bisa lebih baik di hadapan-Nya?

Pernahkah engkau mencoba mengingat ada bunda yang masih belum paham tentang sebuah guratan aturan2 syariat yang telah diperintahkannya?

Anak-anakku…

Bunda tak pernah ingin menjadikan kalian hiasan indah di sudut rumah… Bunda tak pernah mau membuat kalian seperti burung emas dalam sebuah sangkar… Karena itu pula bunda tak pernah marah ketika kalian meminta izin untuk bisa berkarya di luar sana…

Bunda pun tak pernah akan melarang kalian untuk membentuk diri sebagai manusia shalih seperti yang diperintahkan-Nya, karena bunda tahu… bunda tak se-shalih mereka, bunda tak memiliki ilmu yang berlimpah…

Bunda hanya mampu memberikan kasih dan sayang, perhatian dan lautan cinta untuk kalian… serta doa yang mampu bunda panjatkan agar kalian menjadi hamba-hamba terpilih-Nya…

Jika dengan meminta ini, maka bunda akan dikatakan sebagai ibu yang terlaknat, ibu yang tak ikhlas menemani hari-hari bersama kalian… biarlah.

Bunda hanya meminta ilmu dari kalian… perhatian seperti yang begitu sempurna telah kalian berikan pada  umat di luar sana… Bunda hanya meminta, temani bunda shalat malam… ajarkan bunda ayat-ayat cinta-Nya… kenalkan bunda pada keindahan akhlak yang dicontohkan oleh Rasulullah… beritahu bunda apa yang harusnya bunda lakukan agar bisa meraih indahnya arti dakwah…

Bunda pun ingin merasakan nikmatnya menjadi hamba yang ikhlas, hamba yang shalihah, hamba yang senantiasa bisa mendekatkan diri kepada-Nya… bunda pun ingin menjadi lebih baik….

Jangan biarkan bunda sendiri mengeja baris demi baris setiap hikmah dari-Nya…

Bolehkah bunda meminta itu….?

Semoga tulisan ini bisa menjadi pelajaran… mungkin kita terlalu menikmati dunia ukhuwah di luar sana, menempa diri bersama sahabat-sahabat shalih/shalihah… Tanpa kita sadari… dakwah kita terhadap keluarga nyaris tak pernah kita lakukan. Ingatkah kita akan dakwah Rasulullah, uswah tercinta, saat dakwah pertama kali diperintahkan… maka istri dan keluarga terdekatnyalah yang pertama dijadikan tujuan… Karena sunnatullah pun berlaku… Kala keluargalah atau tetangga terdekat yang akan menjadi pilar kokoh pendukung dakwah kita yang lebih luas ….

Wallahu’alam.

Untuk seorang bunda, semoga kita dapat dipertemukan-Nya kembali…

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Ibu Rumah Tangga.

Lihat Juga

Berbakti Pada Bunda tak Mengenal Waktu

Figure
Organization