Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Penyakit yang Terlupakan

Penyakit yang Terlupakan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

 

Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Nabi Muhammad bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Nukman bin Basyir meridhai Allah atasnya: “Ketahuilah, bahwa di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging, bila ia baik maka baik pula seluruh jasadnya, dan bila ia rusak maka rusak pula seluruh jasadnya”.

Riya, sombong, angkuh, merasa yang paling pantas, paling menonjol, dan sangat berorientasi untuk mendapatkan jabatan, harta dan kedudukan dengan mengesampingkan tujuan hakiki yaitu Allah, adalah merupakan penyakit hati yang sering terlupakan. Kita sangat menjaga tubuh kita agar tidak terjangkit penyakit yang berbentuk fisik, bahkan kita rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit hanya untuk meningkatkan imun tubuh kita. Akan tetapi di satu sisi kita sering melupakan penyakit yang telah lama menggerogoti kita dan selalu memberikan dampak yang besar bagi pertumbuhan ruhiyah kita. Itulah penyakit hati yang dikenal dalam bahasa Arab (amrodul qulub).

Lambat laun penyakit hati tersebut akan menggelincirkan jiwa yang selalu menjadi tumpangannya dari jalan Allah dan ini merupakan bahaya yang sangat besar, karena kita tidak merasakan akibat dari penyakit hati tersebut. Bahkan ada saudara kita yang dibawa hanyut oleh penyakit hati sehingga timbul perasaan tidak merasa bersalah dengan melakukan dosa. Sedangkan tanda seorang muslim itu adalah, hatinya bergetar ketika bermaksiat kepada Allah swt.

Penyakit hati itu sangat berbahaya, karena efek samping yang ditimbulkan sangat besar dan itu meliputi ruang dan waktu, tidak hanya di dunia akan tetapi di akhirat juga, penyakit hati juga merusak niat dan aktivitas ruhiyah kita kepada Allah.  Berbanding terbalik dengan penyakit fisik yang ruang dan waktunya hanya berbatas selama jasad kita masih ada dan itu hanya di dunia.

Perlu diketahui bahwa penyakit hati ada pada setiap manusia, akan tetapi seorang yang beriman kepada Allah akan selalu berusaha menguatkan keimanan dan ketaqwaannya sehingga penyakit hati itu bisa dihindari dan dijauhi, karena hanya dengan iman dan takwa penyakit hati bisa dilebur. Oleh sebab itulah Allah mengatakan dalam surat as-syam ayat 9 dan 10: “sungguh beruntung orang yang mensucikan jiwanya. Dan sungguh merugi orang yang selalu mengotori jiwanya”.

Dalam rangka pensucian jiwa maka ada beberapa aktivitas yang mendorong kita supaya terhindar dari penyakit hati yang telah kita ketahui bahayanya, di antara aktivitas tersebut adalah:

  1. Menghadirkan Allah dalam semua aktivitas kita, dan ini sangat populer di kalangan tasawuf dengan istilah muraqabatullah.
  2. Memperbaharui tujuan hidup serta meyakini bahwa apa yang di sisi Allah lebih utama dan lebih mulia dibanding semua tujuan duniawi
  3. Selalu pada posisi yang merasakan bahwa balasan kebaikan dari Allah lebih abadi daripada balasan yang diberikan manusia.

Dengan mujahadah yang akan kita diikhtiarkan, kita berharap mendapat inayah dari Allah dan menjadikan kita orang-orang yang berhati selamat sehingga kita pun berjumpa dengan Allah dengan hati yang selamat, allahumma aamiin.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Alumni Ma'had Ali An-Nuaimy Jakarta angkatan ke3. Guru bahasa Arab di Pondok Pesanteren Khalid bin Walid Rokan Hulu Riau.

Lihat Juga

Amal Spesial, Manajemen Hati

Figure
Organization