Topic
Home / Narasi Islam / Dakwah / Mereka Ingin Dai Tidak Percaya Diri

Mereka Ingin Dai Tidak Percaya Diri

ilustrasi
ilustrasi

dakwatuna.com – Dakwah memang akan membuat sebagian orang marah. Mereka adalah orang-orang yang kepentingannya terganggu ketika kemaksiatan diminimalisir dan dihilangkan dengan hadirnya dakwah. Apapun akan mereka lakukan untuk menghadang laju dakwah, termasuk di antaranya menyebarkan syubuhat sehingga orang-orang tidak lagi simpati dengan pribadi para aktivis dakwah. Kalau sudah demikian, apakah para aktivis dakwah harus mlempem dan tidak percaya diri? Ada baiknya kita lihat lagi siapa diri kita menurut Allah swt. dan Rasul-Nya berikut ini:

Manusia Hanyalah Anak Kecil, Dailah Pengasuhnya

Kalau ditinggal mati orangtuanya, seorang anak kecil harus dititipkan dan diasuh oleh orang lain yang diyakini bisa menjaga dan memeliharanya. Karena anak kecil tidak bisa mengurus dirinya, membelanjakan hartanya, menentukan yang baik dan buruk bagi dirinya.

Allah swt. berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ وَافْعَلُوا الْخَيْرَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ. وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ وَفِي هَذَا لِيَكُونَ الرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآتُوا الزَّكَاةَ وَاعْتَصِمُوا بِاللَّهِ هُوَ مَوْلَاكُمْ فَنِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ. [الحج:77-78]

“Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan. Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur’an) ini, supaya Rasul itu menjadi percontohan atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi percontohan atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” [Al-Hajj: 77-78].

Imam Syahid Hasan Al-Banna mengomentari ayat ini, “Maksud ayat ini, Al-Qur’an menunjuk umat Islam sebagai pemegang wasiat (hak asuh) bagi seluruh umat manusia, karena mereka masih kanak-kanak. Al-Qur’an juga memberikan umat Islam hak untuk menguasai dunia ini dalam rangka mensukseskan tugas mengasuh ini. Karena yang pantas mengasuh mereka adalah kita, bukan orang-orang Barat; dengan peradaban Islam, bukan peradaban materialisme.”

Seorang pemegang hak asuh harus meyakini bahwa orang yang sedang diasuhnya adalah anak kecil. Dia harus yakin bahwa dia lebih mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk daripada anak kecil itu. Dia juga harus memaklumi kalau anak kecil itu kadang-kadang berbuat iseng kepadanya; pengetahuannya yang terbataslah yang membuatnya melawan, bukan karena dia lebih pintar daripada pemegang hak asuh.

Manusia Menuju Kehancuran, Dailah Penyelamatnya

Senada dengan hal di atas, seorang dai adalah penyelamat umat manusia yang berada di ambang kebinasaan. Rasulullah saw. Bersabda:

إِنَّمَا مَثَلِي وَمَثَلُ النَّاسِ كَمَثَلِ رَجُلٍ اسْتَوْقَدَ نَارًا فَلَمَّا أَضَاءَتْ مَا حَوْلَهُ جَعَلَ الْفَرَاشُ وَهَذِهِ الدَّوَابُّ الَّتِي تَقَعُ فِي النَّارِ يَقَعْنَ فِيهَا فَجَعَلَ يَنْزِعُهُنَّ وَيَغْلِبْنَهُ فَيَقْتَحِمْنَ فِيهَا فَأَنَا آخُذُ بِحُجَزِكُمْ عَنْ النَّارِ وَهُمْ يَقْتَحِمُونَ فِيهَا

“Perumpaanku adalah seperti seseorang yang menyalakan api unggun. Setelah api menyala, banyak serangga (laron) yang berhamburan menghinggapinya. Orang itu menghalau binatang-binatang itu agar tidak masuk ke dalam api. Tapi binatang-binatang itu tidak mau dihalau, dan tetap ingin masuk ke dalam api. Maka akhirnya mereka masuk api. Demikianlah, aku menghalau kalian dari masuk api neraka.” [HR. Bukhari dan Muslim].

Seorang dai diibaratkan sebagai orang yang menyelamatkan serangga dari masuk ke dalam api. Orang itu mengetahui dengan pasti bahwa api itu akan membinasakan serangga yang memasukinya. Sungguh dia merasa kasihan kepada serangga itu kalau sampai binasa. Tapi serangga tidak mengetahui hal tersebut. Serangga menyangka bahwa api adalah sesuatu yang indah, menarik, dan membahagiakan. Kebodohannya inilah yang membuatnya berusaha dan memaksa untuk memasuki api. Bahkan tak jarang, serangga itu akan menggigit orang tersebut, menuduh telah menghalang-halanginya mencapai kenikmatan dan kebahagiaannya.

Sungguh ironis, seorang dai bermaksud baik kepada orang lain, tapi orang tersebut malah mengumpat, mencaci, menghina, dan menyakiti dai tersebut. Dalam kondisi ini apakah seorang dai boleh merasa terhina? Tentu tidak boleh. Sama halnya dengan orang yang menghalangi serangga masuk ke dalam api, lalu digigit serangga tersebut, apakah dia harus merasa terhina dan rendah diri? Bukankah serangga itu tetaplah hewan yang bodoh dan tidak tahu kemashlahatannya? Bukankah orang tersebut tetap merasa sebagai seorang manusia, yang jelas mengetahui dengan penuh keyakinan bahwa api adalah panas dan membakar? Bukankah orang itu malah merasa sayang dan kasihan kepada binatang karena kebodohannya?

Hal inilah yang dilakukan Rasulullah saw. dalam sebuah peperangan. Ketika itu gigi Rasulullah saw. tanggal, dan keningnya berdarah. Ada seorang sahabat berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, kutuklah orang-orang kafir tersebut.” Namun beliau berkata:

إن الله تعالى لم يبعثني طعانا ولا لعانا ، ولكن بعثني داعية ورحمة ، اللهم اهد قومي فإنهم لا يعلمون

“Sesungguhnya Allah swt. tidak mengutusku untuk banyak mencela dan melaknat. Allah swt. mengutusku sebagai da’i dan pembawa rahmat. Ya Allah, berilah petunjuk kepada kaumku, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak tahu.” [HR. Baihaqi] (msa/dakwatuna)

Redaktur: M Sofwan

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Ketua Studi Informasi Alam Islami (SINAI) periode 2000-2003, Kairo-Mesir

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization