Topic
Home / Berita / Opini / Dewasa Atau Tua?

Dewasa Atau Tua?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Wajah Tua (ilustrasi)
Wajah Tua (ilustrasi)

dakwatuna.com – Hari ini kita menghadapi distorsi persepsi dan juga mainset tentang dua hal ini yaitu kita agak kesulitan membedakan antara kategori orang yang sudah tua dengan orang yang sudah dewasa.

Sering kali kita berasumsi bahwa orang yang umurnya sudah menginjak kepala dua (> 20 tahu) atau orang yang umurnya sudah akhir baligh itu adalah orang yang sudah dewasa, memang tidak salah juga namun ini kurang begitu tepat bila kita menjadikan umur sebagai indikator orang sudah dewasa. Sebab dua hal ini sangat berbeda jauh walaupun keduanya bisa saling bersamaan.

Beda antara dewasa dengan tuan ibarat langit dan bumi (agak lebay memang) tapi begitulah adanya, ingat langit dan bumi bisa saling bersinergis sehingga mampu membentuk kehidupan yang harmonis. Balik ke topik antara dewasa dan tua kita bisa bedakan dari beberapa hal.

Pertama, dari dimensi waktu, dewasa sifatnya temporal sedangkan tua abadi ketika sudah masuk fase umur tertentu yang masuk kategori tua (>40 tahun-pen). Jadi dewasa bicara tentang pilihan sedangkan tua bicara tentang kepastian, kapan kita dewasa itu tergantung pada diri kita sedangkan tua adalah ketentuan. Mau atau tidak mau, tua tetap saja secara alamiah manusia akan mengalaminya. Sebab dewasa bicara tentang mentalitas sedangkan , mentalitas kita ketika dihadapkan pada suatu kondisi bagaimana kita merespon kondisi itu, apa yang kita lakukan terhadap kondisi itu, dan mengapa kita melakukannya.

Kedua, dari dimensi ruang, dewasa bicara tentang pemikiran sedangkan tua bicara tentang usia. Dewasa tidak bisa kita lihat dari seberapa lama orang itu hidup kemudian kita bisa simpulkan orang yang hidupnya lebih lama itu sudah dewasa? Jawabnya tidak, karena boleh jadi orang yang secara umur masih muda namun pemikirannya melebihi jangkauan umurnya begitupun sebaliknya orang yang secara umur sudah uzur tapi pemikiran masih di bawah umurnya. Boleh jadi juga secara umur sama namun pemikiran jauh berbeda, contoh yang satu ketika menghadapi masalah selalu bersifat tenang dan berpikir bagaimana menyelesaikan masalah tetapi yang lainnya ketika menghadapi masalah langsung down tak mampu berbuat banyak kecuali mengeluh dan pasrah. Catatan yang suka mengeluh di dunia maya media sosial (FB< Twitter, WA, dll-pen) berarti belum dewasa, mungkin termasuk penulis sama evaluasi.

Nah itulah beberapa hal yang menjadi indikator pembeda antara dewasa dan tua, tinggal kita menentukan pilihan mau jadi dewasa segera atau membiarkan diri ini menjadi tua yang menjadi sebuah kepastian. Ingat dewasa itu bisa dibentuk dari pengalaman hidup, pembelajaran dan kemampuan berpikir. Mari renungi surat cinta dari Allah SWT berikut:

… Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan[1] yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia. (Ar-Ra’d: 11).

Keterangan [1]: Tuhan tidak akan merubah keadaan mereka, selama mereka tidak merubah sebab-sebab kemunduran mereka.

Mari belajar menjadi dewasa jangan sampai kita terlambat dewasa. Sekarang kita evaluasi diri masing-masing dan teruslah belajar mengambil hikmah dari segala sesuatunya. Allahu’alam Bishshoaf… (sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Mahasiswa tingkat akhir di Universitas Sriwijaya. Pernah menjadi Ketua Umum Dewan Perwakilan Mahasiswa Unsri 2011-2012 dan sedang proses menyelesaiankan studi.

Lihat Juga

Optimalisasi Nikmat Usia

Figure
Organization