Topic
Home / Narasi Islam / Sosial / Demam Korea di Indonesia, Bagaimana dan Mengapa?

Demam Korea di Indonesia, Bagaimana dan Mengapa?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Pernahkah sahabat demam? Lalu bagaimana rasanya? Makan, tidur, atau belajar menjadi tidak enak. Belum lagi hidung yang bersin, badan panas, atau kepala pusing membuat kita semakin menderita. Lalu bagaimana kalau sahabat menderita demam Korea??!

Belakangan ini budaya Korea begitu nge-trend di Indonesia. SNSD, Super Junior, Big Bang, Gangnam Style, Boys Before Flower, merupakan nama atau istilah yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Seluruh lapisan masyarakat Indonesia: kaya-miskin, tua-muda, pelajar hingga ibu rumah tangga, hampir semuanya terjangkit demam Korea. Efek budaya Korea itu begitu masif hingga merubah tatanan sosial dari masyarakat Indonesia.

Korean Wave atau dalam bahasa China: Hallyu, istilah yang dicetuskan pertama kali oleh wartawan China pada akhir 1990-an. Ketika itu berbagai produk entertainment Korea tersebar luas di China.

Tingginya minat negara lain pada produk entertainment Korea membuat Pemerintah Korea menjadikan Korean Wave sebagai alat propaganda. Istilahnya soft power. Pemerintah Korea mencanangkan beberapa goal dalam penyebaran budayanya, yaitu: mencegah meluasnya sentiment anti-Korea, penggabungan Korea Utara dan Selatan, dan mewujudkan kedamaian serta kemakmuran dunia (en.wikipedia.org/wiki/hallyu). Pemerintah Korea juga memanfaatkan tren demam Korea ini untuk meningkatkan ekonomi Korea dengan menjadikannya sebagai industri.

Budaya Korea di Indonesia

Musik, film, pakaian, dan segala hal lain berbau Korea mendapat sambutan yang begitu positif dari masyarakat Indonesia, terutama remaja. Banyak dari para remaja yang rela mengorbankan waktu hingga biaya agar mampu bertemu dengan idolanya. Korea pun menargetkan Indonesia menjadi salah satu penyebaran budayanya.

Cara Pemerintah Korea meluaskan pengaruhnya di Indonesia adalah dengan menjalin kerja sama kebudayaan. Korea berencana untuk mendirikan Pusat Kebudayaan di Indonesia sehingga Korea semakin mengetahui keinginan dan pandangan masyarakat Indonesia terhadap Korea. Menjamurnya pekan budaya Korea di sejumlah daerah juga semakin menambah subur persebaran budaya Korea di Indonesia. Belum lagi ditambah konser live dari para artis musik Korea yang cukup sering digelar di Indonesia.

Dari wawancara dengan remaja yang diambil di situs suaraekonomi.com, salah satu dari mereka mengaku bisa menonton drama Korea selama berjam-jam. Bahkan hingga seharian! Remaja yang lain mengatakan mereka rela merogoh koceknya dalam-dalam untuk menonton konser Band Korea kesukaan mereka, bahkan hingga Singapura! Ckckck…

Kelakuan “nyeleneh” lainnya adalah dari Sone Indonesia, sebutan bagi fans SNSD asal Indonesia. Mereka rela menyiapkan selebrasi khusus ketika datang ke acara konser. Di antaranya menyiapkan kartu ucapan “selamat ulang tahun” dengan jumlah hingga 10,000 lembar, lalu menyiapkan tulisan khusus lainnya yang juga berjumlah sama, dan selebrasi lain yang totalnya lima buah.

Jumlah penonton konser SNSD di Indonesia tak kurang dari 10,000 orang dengan durasi konser sekitar 2,5 jam. Harga tiketnya mencapai Rp2,5 juta di kelas VVIP dan yang paling murah Rp600 ribu. Tentu saja, semua ludes terjual! Para penonton yang kebanyakan remaja pun rela mengantri berjam-jam, bahkan hingga pingsan, demi menyaksikan pujaannya.

Analisis

Salah satu keunggulan budaya Korea sehingga dengan mudah menyebar di seluruh dunia adalah Konten. Konten adalah yang dikonsumsi oleh konsumen. Sama halnya seperti perangkat elektronik made in Korea, Korea pandai untuk mengembangkan kontennya sehingga diterima market.

Kreativitas menjadi keunggulan berikutnya dari budaya Korea. Kepala Prodi Korea FIB Universitas Indonesia mengatakan budaya Korea sama saja dengan budaya negara lainnya, termasuk Indonesia yang memiliki keunikan tersendiri, tetapi Korea pandai mengemas, memadukan, dan menjual kebudayaannya. Ia menambahkan, faktor perkembangan teknologi juga turut mendukung sehingga semakin memperluas penyebarannya.

Keunggulan lainnya adalah adanya sinergi dari berbagai produk Korea. Produk elektronik, fashion, film, musik, dan lain-lain yang dimiliki Korea saling menguatkan dari sisi promo. Contohnya adalah para artis Korea yang dijadikan model iklan produk elektronik Korea.

Kesimpulan dan Pembelajaran

Kesuksesan produk Korea menyebar di seluruh belahan dunia bukanlah kebetulan. Ini adalah by design. Pemerintah Korea telah membuat perencanaan penyebaran budaya ini bertahun-tahun yang lalu dan hasilnya bisa kita lihat sekarang.

Saat ini, remaja Indonesia berada dalam situasi yang pelik karena terus digempur budaya luar. Termasuk budaya Korea. Seakan-akan kecantikan, ketampanan, dan ketenaran adalah hal-hal yang harus dikejar di masa muda mereka. Padahal banyak targetan-targetan lain yang lebih mulia untuk diraih.

Diharapkan tulisan ini bisa menambah wawasan kita sebagai seorang Muslim. Bahwa ternyata tantangan kita akan jauh lebih berat di tahun-tahun mendatang. ASEAN Free Trade, pada 2015 kelak, Asia akan seperti tanpa batas, borderless. Diharapkan kita dapat mempersiapkannya kompetensi kita untuk bersaing dengan negara-negara luar dari sekarang.

Referensi:

http://www.tempo.co/
http://www.dreamersradio.com/
http://www.antaranews.com/
http://www.wowkeren.com/

Beranda

Home

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswa Teknik Geofisika Fakultas Pertambangan dan Perminyakan ITB. Pembina Karisma (Keluarga Remaja Islam Salman) ITB. Peserta Program SDM Strategis NF Angkatan 6 Regional 2 Bandung.

Lihat Juga

Trump Komentari Kesepakatan Dua Korea

Figure
Organization