Mewaspadai Kesombongan

Ilustrasi – Sifat sombong (blogspot/muslimmulia)

dakwatuna.com – Betapa licik dan hebatnya setan. Menghembuskan buai-buai kesombongan kepada manusia. Lewat apa saja. Dengan alasan apa saja. Mulai dari ibadah, kepandaian, kekayaan, pekerjaan, ketampanan atau kecantikan, dan pangkat.

Seringkali melintas, saat melihat orang lain yang “lebih rendah” dari kita, atau kita “lebih tinggi” dari mereka, ada semacam kekaguman dalam diri.

Merasa diri “lebih” dari orang lain. Di sanalah betapa licik dan halusnya setan menghasut. Kekaguman kadang menjurus pada kesombongan. Saat diri merasa “lebih baik” dari orang lain, saat itulah diri kita dihinggapi kesombongan.

Marilah mengingat kisah iblis yang diusir dari surga lantaran kesombongannya. Iblis diperintahkan untuk juga sujud kepada Adam as, iblis menolaknya. Dia merasa bahwa dia tidak layak untuk melakukannya. Dia merasa rendah untuk menuruti perintah Allah yaitu bersujud kepada manusia. Dia merasa dia lebih baik daripada manusia. (Baca dalam surat Al A’raf 12).

Begitulah, saat diri kita dihinggapi dengan ‘perasaan lebih’ baik itu lebih kaya, lebih tampan, lebih mapan, lebih dalam hal pekerjaan, prestasi, materi, keturunan, dan lain-lainnya, mungkin kita sedang dirayu untuk merampas kesombongan itu dari Allah. Yang boleh sombong hanyalah Allah. Pemilik segalanya. Sedangkan diri kita tak punya apa-apa.

Guru di SMP Islam Terpadu Darul Hikmah Pasaman Barat. Menuntut ilmu di Universitas Andalas, Padang.
Disqus Comments Loading...