Topic
Home / Narasi Islam / Khutbah / Khutbah Jum'at / Khutbah Jum’at: Bertetangga yang Lebih Baik

Khutbah Jum’at: Bertetangga yang Lebih Baik

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

Khutbah Pertama

الحمدُ للهِ العَزِيزِ الغَفَّارِ، مُكَوِّرِ اللَّيْلِ عَلَى النَّهَارِ، أَمَرَنَا بِحُسْنِ الْجِوَارِ، وأثَابَنَا عَلَى ذلكَ منازلَ الأبرارِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، يُجَازِي مَنْ أحْسَنَ إلَى الْجَارِ، وأَشْهَدُ أَنَّ سيدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ، فاللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعَلَى آلِهِ الْكِرَامِ الأَطْهَارِ ، وعَلَى أصحابِهِ الْبَرَرَةِ الأخيارِ، وعَلَى مَنْ تبِعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ القرارِ.

أَمَّا بعدُ: فأُوصيكُمْ عبادَ اللهِ ونفسِي بتقوَى اللهِ تعالَى، قالَ اللهُ عزَّ وجلَّ:] يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ وَاخْشَوْا يَوْماً لاَّ يَجْزِي وَالِدٌ عَن وَلَدِهِ وَلاَ مَوْلُودٌ هُوَ جَازٍ عَن وَالِدِهِ شَيْئاً[([1])

dakwatuna.com – Hadirin, Jamaah Jumat yang baik

Islam mengajak kita untuk membentuk bangunan masyarakat yang megah yang ditopang oleh bagian-bagian bangunan yang menguatkan satu sama lain. Salah satu bagian bangunan yang utama adalah kehidupan bertetangga yang berlandaskan cinta dan kasih sayang.

Allah Swt berfirman:

:] وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً وَبِذِي القُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي القُرْبَى وَالْجَارِ الجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ[([2])

Ayat ini menegaskan tentang penting berbaik-baik kepada tetangga, pentingnya menunaikan hak tetangga, memelihara kehormatannya. Karena begitu pentingnya bertetangga, Allah menyebutnya setelah berbuat baik kepada kedua orang tua dan karib kerabat. Berbaik-baik kepada tetangga yang dekat (tempat atau aqidah) الْجارِ ذِي الْقُرْبَى  maupun tetangga yang jauh (orang asing atau bahkan non-muslim) الْجارِ الْجُنُبِ . Ayat ini tidak membedakan perbuatan baik kepada tetangga yang dekat maupun tetangga yang jauh, tetangga muslim maupun non-muslim. Dalam haditsnya Rasulullah SAW menegaskan bahwa tidak ada pengkhususan berbaik-baik kepada tetangga manapun.

« مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُحْسِنْ إِلَى جَارِهِ»([3]).

Orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berbaik-baik kepada tetangganya.

« خَيْرُ الْجِيرَانِ عِنْدَ اللهِ تَعَالَى خَيْرُهُمْ لِجَارِهِ»([4])

Sebaik-baiknya tetangga di sisi Allah adalah yang berbaik-baik kepada tetangganya.

Bahkan keutamaan dan kebaikan akan didapatkan oleh seseorang melalui berbaik-baik kepada tetangga. Dan orang itu dikenal sebagai orang yang baik, itu datangnya dari penilaian tetangganya. Sebagaimana dialog Rasulullah Saw dan sahabatnya:

فقَدْ جاءَهُ رَجُلٌ فقالَ: كَيْفَ لِي أَنْ أَعْلَمَ إِذَا أَحْسَنْتُ وَإِذَا أَسَأْتُ؟ فَقَالَ له النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم :« إِذَا سَمِعْتَ جِيرَانَكَ يَقُولُونَ: قَدْ أَحْسَنْتَ فَقَدْ أَحْسَنْتَ، وَإِذَا سَمِعْتَهُمْ يَقُولُونَ: قَدْ أَسَأْتَ فَقَدْ أَسَأْتَ»([5])

Seorang sahabat mendatangi Rasulullah Saw, dan bertanya kepadanya: “bagaimana caranya supaya aku tahu bahwa aku adalah baik dan aku adalah buruk?” Nabi SAW menjawab: “ketika kamu mendengar tetanggamu berkomentar, “kamu orang baik”, maka kamu adalah orang yang baik; dan kalau kamu mendengar mereka berkomentar, “kamu orang buruk”, maka kamu adalah orang yang buruk.

Nabi Muhammad mengabarkan bahwa berbaik-baik kepada tetangga juga menjadi sebab datangnya syafa’at, yaitu ketika saksi tetangga atas dirinya diterima oleh Allah Swt., dan Allah menambahkan dengan mengampuni dosanya.

:« مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَشْهَدُ لَهُ أَرْبَعَةٌ أَهْلُ أَبْيَاتٍ مِنْ جِيرَانِهِ الأَدْنَيْنَ إِلاَّ قَالَ: قَدْ قَبِلْتُ عِلْمَكُمْ فِيهِ، وَغَفَرْتُ لَهُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ»([6]).

Tidaklah seorang muslim meninggal dunia dan empat orang tetangga dekat bersaksi tentangnya, kecuali Allah Swt berfirman: sungguh Aku telah menerima pengetahuanmu tentangnya, dan aku mengampuni bagian yang kamu tidak mengetahuinya.

Selain itu, Islam mengaitkan erat kesempurnaan iman dengan berbaik-baik kepada tetangga, seperti sabda Nabi Muhammad SAW.

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضيَ اللهُ عنهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ :« وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لاَ يُؤْمِنُ». قَالُوا: وَمَا ذَاكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ:« الْجَارُ لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ». قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا بَوَائِقُهُ؟ قَالَ :« شَرُّهُ »([7]).

Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “demi Allah, seseorang tidak beriman, demi Allah seseorang tidak beriman, demi Allah seseorang tidak beriman. Para sahabat bertanya: siapa itu ya Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab: “tetangga yang menjadikan tetangganya tidak aman oleh bawaiqahnya. Para sahabat bertanya lagi: apa itu bawaiqahnya? Rasulullah SAW menjawab: “keburukannya.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Hak tetangga terhadap kita itu berbilang jumlahnya, di antaranya: ucapan salam, wajah berseri penuh ketulusan dan penghormatan, uluran tangan untuk membantu kesulitan hidupnya, pengetahuan atas permasalahan hidup tetangga dan keadaannya, penjagaan aibnya, terjaganya pandangan pada auratnya, penghargaan atas privasinya, ucapan selamat atas kesuksesannya, berbela sungkawa atas musibah yang menimpanya, kunjungan saat sakitnya, bantuan kepada seluruh keluarganya, lemah lembut dalam berinteraksi dan bertutur kata, bimbingan kepada kebaikan, nasihat yang santun dan lembut. Itulah semua hak tetangga atas kita, semoga saja kita dapat memenuhi hak tetangga kita. Dan kelalaian kita sehingga terjadi pengabaian hak tetangga ini, akan ditanyakan pada hari kiamat. Karena Nabi Muhammad Saw pernah bersabda

قالَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم :« كَمْ مِنْ جَارٍ مُتَعَلِّقٌ بِجَارِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ: يَا رَبِّ هَذَا أَغْلَقَ بَابَهُ دُونِي، فَمَنَعَ مَعْرُوفَهُ»([8])

Rasulullah SAW bersabda: “betapa banyak tetangga terkait dengan tetangganya yang lain pada hari Kiamat, seseorang berkata: duhai Tuhanku, ini kok pintu menutup sendiri, menghalangi kebaikannya.”

Berbaik-baik dengan tetangga tidak harus dengan sesuatu yang besar, bisa dengan yang kecil dan sederhana, karena Allah Taala menghargai kebaikan itu walaupun sedikit (dengan sesuatu hal yang mudah), seperti sabda Nabi Muhammad Saw:

قال صلى الله عليه وسلم :« يَا نِسَاءَ الْمُسْلِمَاتِ لاَ تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا، وَلَوْ فِرْسَنَ شَاةٍ»([9]).

Rasulullah SAW bersabda: “wahai para wanita muslim janganlah tetangga merendahkan tetangga yang lain walau dengan sop tulang kambing.”

Berbaik-baik dengan tetangga menjadi salah satu sebab dari hadirnya kebahagiaan di dunia, karena tetangga yang shalih akan membuat hidup ini lapang dan nyaman, seperti sabda Nabi Muhammad Saw:

قالَ صلى الله عليه وسلم :« أَرْبَعٌ مِنَ السَّعَادَةِ: الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، وَالْمَسْكَنُ الْوَاسِعُ، وَالْجَارُ الصَّالِحُ، وَالْمَرْكَبُ الْهَنِيءُ»([10])

Rasulullah SAW bersabda: empat hal merupakan kebahagiaan: “wanita shalihah, rumah yang luas, tetangga yang baik, kendaraan yang nyaman.”

Orang shalih terdahulu mendahulukan mencari tetangga sebelum mencari rumah, seperti diceritakan dalam kisah berikut: Seorang tetangga Abu Hamzah as-Sukkari menjual rumahnya. Ketika ditanya tentang harganya, dia menjawab: harga rumahnya dua ribu, dan ditambah dua ribu untuk menjadi tetangga Abu Hamzah. Berita ini sampai kepada Abu Hamzah, dan Abu Hamzah menghampiri tetangganya itu dengan membawa uang empat ribu sambil berkata: ambillah uang ini dan jangan sampai menjual rumahmu. ([11])

Semoga kita dapat berbaik-baik dengan tetangga agar dapat membangun sebuah masyarakat yang kuat dan bermartabat.

اللَّهُمَّ وَفِّقْنَا لطاعتِكَ وطاعةِ مَنْ أمَرْتَنَا بطاعتِهِ, عملاً بقولِكَ:] يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُوْلِي الأَمْرِ مِنكُمْ[([12]) بارَكَ اللهُ لِي ولكُمْ فِي القرآنِ العظيمِ ونفعَنِي وإياكُمْ بِمَا فيهِ مِنَ الآياتِ والذكْرِ الحكيمِ وبِسنةِ نبيهِ الكريمِ صلى الله عليه وسلم أقولُ قولِي هذَا وأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي ولكُمْ، فاستغفِرُوهُ إنَّهُ هوَ الغفورُ الرحيمُ.

Khutbah Kedua

الحَمْدُ للهِ ربِّ العالمينَ، وأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه، وأَشْهَدُ أنَّ سيِّدَنَا محمَّداً عبدُهُ ورسولُهُ، اللهمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا محمدٍ وعلَى آلِهِ الطيبينَ الطاهرينَ وعلَى أصحابِهِ أجمعينَ، والتَّابعينَ لَهُمْ بإحسانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ.

أيهَا المسلمونَ: إنَّ حُسنَ الجوارِ مِنْ أعمالِ البِرِّ التِي يرجِعُ فضلُهَا وأثرُهَا علَى صاحِبِهَا فِي الدنيَا قبلَ الآخرةِ، فهُوَ سببٌ فِي تعميرِ الديارِ وزيادةِ الأعمارِ، قالَ النبِيُّ صلى الله عليه وسلم:« صِلَةُ الرَّحِمِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ وَحُسْنُ الْجِوَارِ يَعْمُرَانِ الدِّيَارَ وَيَزِيدَانِ فِى الأَعْمَارِ»([13]).

عبادَ اللهِ: إنَّ اللهَ أمرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فيهِ بنفْسِهِ وَثَنَّى فيهِ بملائكَتِهِ فقَالَ تَعَالَى:]إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا[([14])

وقالَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:« مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْراً»([15])

اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّمْ وبارِكْ علَى سيدِنَا ونبيِّنَا مُحَمَّدٍ وعلَى آلِهِ وصحبِهِ أجمعينَ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وعَنْ سائرِ الصحابِةِ الأكرمينَ، وعَنِ التابعينَ ومَنْ تبعَهُمْ بإحسانٍ إلَى يومِ الدينِ.

اللَّهُمَّ أَعِنَّا علَى أداءِ حقوقِ الجارِ وارْزُقْنَا حُسْنَ الجوارِ والإِنَابَةَ إليكَ وَالْوَجَلَ مِنْكَ، وَالرَّجَاءَ لَكَ، وَالثِّقَةَ بِكَ، وَالتَّوَكُّلَ عَلَيْكَ، وَالْعَمَلَ الصَّالِحَ، وَالدُّعَاءَ الْمُسْتَجَابَ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مُوجِبَاتِ رَحْمَتِكَ، وَعَزَائِمَ مَغْفِرَتِكَ، وَالسَّلاَمَةَ مِنْ كُلِّ إِثْمٍ، وَالْغَنِيمَةَ مِنْ كُلِّ بِرٍّ، اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ الْفَوْزَ بِالْجَنَّةِ وَالنجاةَ مِنَ النَّارِ، اللَّهُمَّ لاَ تَدَعْ لَنَا ذَنْبًا إِلاَّ غَفَرْتَهُ، وَلاَ هَمًّا إِلاَّ فَرَّجْتَهُ، ولاَ دَيْنًا إلاَّ قضيْتَهُ، وَلاَ مريضًا إلاَّ شفيْتَهُ، وَلاَ حَاجَةً إِلاَّ قَضَيْتَهَا ويسَّرْتَهَا يَا ربَّ العالمينَ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

اللَّهُمَّ اغفِرْ للمسلمينَ والمسلماتِ الأحياءِ منهُمْ والأمواتِ، اللَّهُمَّ اشْمَلْ بعفوِكَ وغفرانِكَ ورحمتِكَ آباءَنَا وأمهاتِنَا وجميعَ أرحامِنَا ومَنْ كانَ لهُ فضلٌ علينَا.

اذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشكرُوهُ علَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ]وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ[([16]).


Catatan Kaki:

([1]) لقمان : 33.

([2]) النساء : 36.

([3]) مسلم : 77.

([4]) الترمذي : 1944.

([5]) ابن ماجه : 4223 ، وأحمد 3885.

([6]) أحمد : 13889.

([7]) أحمد : 8097.

([8]) البخاري في الأدب المفرد 1/52.

([9]) متفق عليه، وَفِرْسَنَ شَاةٍ هو عظيم قليل اللحم، والمراد منه المبالغة في إهداء الشيء اليسير لا حقيقة الفرسن.

([10]) صحيح ابن حبان : 9/341.

([11]) تاريخ بغداد 4/435.

([12]) النساء : 59.

([13]) أحمد : 26001.

([14]) الأحزاب : 56 .

([15]) مسلم : 384.

([16]) العنكبوت :45.

– مركز الفتوى الرسمي بالدولة  باللغات (العربية ، والإنجليزية ، والأوردو) للإجابة على الأسئلة الشرعية وقسم الرد على النساء         22 24  800

من الثامنة صباحا حتى الثامنة مساء عدا أيام العطل الرسمية

– خدمة الفتوى عبر الرسائل النصية sms على الرقم         2535

Redaktur: Samin Barkah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Lihat Juga

Bermacam Jalan Kebaikan

Figure
Organization