Topic
Home / Berita / Internasional / Afrika / Aishah, Miss World Muslimah 2013

Aishah, Miss World Muslimah 2013

Obabiyi Aishah Ajibola dari Nigeria, dinobatkan sebagai pemenang World Muslimah 2013 di Balai Sarbini, Plaza Semanggi, Jakarta, Rabu (18/9/2013).
Obabiyi Aishah Ajibola dari Nigeria, dinobatkan sebagai pemenang World Muslimah 2013 di Balai Sarbini, Plaza Semanggi, Jakarta, Rabu (18/9/2013).

dakwatuna.com – Badannya tinggi menjulang hampir mencapai dua meter. Kulitnya gelap dengan busana yang tertutup dengan hijab. Saat pertama kali bertemu, ia tak banyak bicara. Dia lebih memilih diam, namun ketika gilirannya berbicara, seketika itu juga orang yang mendengar akan dibuatnya terkesima.

Berbicara dengan tutur kata yang rapih, tertata dan jelas. Tampak bahwa pengetahuannya luas. Ditambah dengan ekspresinya yang tulus dan jujur, orang yang ada di sekelilingnya juga akan terbawa dan larut dalam suasana.

Dialah Obabiyi Aishah Ajibola atau akrab disapa ‘Aishah’. Muslimah yang lahir 21 tahun yang lalu di area Yaruba, Nigeria. Dia anak ke empat dari lima bersaudara, dengan satu orang saudara laki-laki dan tiga orang saudara perempuan. Saat ini ia tercatat sebagai mahasiswi tingkat akhir jurusan Urban and Regional Planning di University of Lagos.

Obabiyi Aishah Ajibola terpilih sebagai Miss World Muslimah 2013, menyisihkan 19 finalis lainnya pada malam final di Balai Sarbini Jakarta, Rabu (18/9/2013). Dia unggul dari kontestan yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Iran dan Bangladesh.

Dalam sebuah kesempatan bincang-bincang, Aishah menuturkan tentang suka duka menjadi muslimah yang mengenakan hijab.

“Di tempat saya tinggal, menjadi muslimah dengan memakai busana muslim, banyak tantangannya,” tuturnya.

Tantangan itu membuat banyak perempuan muslim di sana tidak leluasa mengenakan jilbab. Bahkan, Aishah melihat mungkin hanya dirinya seorang yang dengan kekeuh tetap memakai jilbab baik di dalam maupun luar kampus. Beberapa di antaranya, ada yang menaruh jilbab di dalam tas, dipakai saat masuk masjid dan disimpan lagi dalam tas begitu selesai ibadah.

Tantangan lainnya, datang dari orang-orang dan lingkungan sekitar. Bagaimana kemudian mereka yang berjilbab kerap menjadi yang terpinggirkan dan seolah menjadi warga kelas dua.

“Jilbab bisa jadi menutup kepala, tetapi tidak menutup otak kita untuk bekerja,” ungkapnya dalam profil yang ia tulis untuk ikut berpartisipasi dalam ajang World Muslimah.

Aishah mengatakan dirinya sekarang merasa bangga saat mengenakan busana muslim dan jilbab. Dulu sewaktu remaja, ia juga termasuk orang yang menolak karena merasa aneh dan janggal kenapa harus menutupi rambutnya yang indah. Namun setelah mendalami ajaran agama Islam, dia menyadarai bahwa adalah sebuah kewajiban buat perempuan muslim mengenakan jilbab.

“Yang menjadi inspirasi terbesar saya adalah Nabi Muhammad dan ibu saya, dari ibulah saya belajar banyak,” ujarnya.

Jika ada waktu senggang, Aishah mendesain rancangan busana muslim atau perhiasan untuk dirinya dan saudara perempuannya. Buku-buku bacaannya kerap ia pinjamkan pada teman-teman yang ingin mendalami Islam.

Hobi membaca dan menulis membuat pengetahuan dan wawasan Aishah menjadi lebih luas. Pada tahun 2006, ia menjadi pemenang untuk kompetisi penulisan esai tingkat nasional. Saat itu ia menulis tentang keprihatinannya akan lingkungan dan solusi untuk memecahkannya.

“Saya suka membaca apa saja, beberapa penulis favorit saya cukup banyak terutama dari negara asal saya sendiri,” ujarnya memberi alasan.

Tak mengherankan juga ketika menjalani masa karantina dan malam pemilihan, Aishah mampu memukau para juri dan anak-anak yatim. Selain sikapnya yang santun, wawasannya akan Islam dan tentang perempuan muslim di dunia cukup besar.

Sekarang, salempang Miss World Muslimah 2013 telah disematkan. Aishah punya kesempatan lebih besar untuk menjadi inspirasi sekaligus motivator bagi perempuan muslim lainnya di dunia. (kmc/sbb/dakwatuna)

 

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

PBB: Dibutuhkan 255 Juta Dollar untuk Selamatkan 22 Juta Anak

Figure
Organization