Topic
Home / Narasi Islam / Ekonomi / Tantangan Masa Depan Ekonomi Syariah

Tantangan Masa Depan Ekonomi Syariah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Transformasi masyarakat madani masih terus diupayakan hingga saat ini. Menjadi SDM strategis yang memungkinkan untuk kita masuk dalam tiga sektor kehidupan, sudah tentu perlu mengetahui bagaimana sistem Islam itu dijalankan, salah satunya sistem ekonomi syariah. Ekonomi syariah agaknya tidak terlalu banyak dibicarakan saat ini. Apa ini berarti sudah usang pembahasannya ataukah justru belum banyak orang yang tahu mengenai ekonomi syariah ini?

Fakta dunia ekonomi yang ada saat ini, antara lain: krisis global akibat adanya krisis moralitas ekonomi. Hal ini terkait kapitalisme global yang dilakukan sehingga menimbulkan jurang perbedaan yang makin dalam antara kaya dan miskin. Selain itu, adapun transaksi financial yang terputus dari sektor riil sehingga tidak membantu perputaran penggunaan uang yang nyata di masyarakat. Fakta lainnya adalah penguasaan muslim atas aktivitas ekonomi rendah, kepemilikan asing atas perbankan nasional, serta praktek riba, gharar, maishir yang merajalela.

Praktik kapitalisme dengan riba ternyata terbukti menimbulkan krisis ekonomi setiap periode tertentu sehingga sudah selayaknya lebih diperhatikan kelayakan keberadaannya. Untuk mengatasi masalah yang ada, perbankan syariah hadir sebagai solusi keuangan umat yang menjalankan ajaran-ajaran Islam secara Kaaffah, menegakkan keadilan ekonomi, dan menghindari hal-hal yang dilarang secara syariah di dalam transaksi keuangan.

Meski perbankan syariah menggunakan sistem ekonomi Islam dan menjadi solusi permasalahan ekonomi umat, keberadaan dan perkembangannya di Indonesia termasuk dunia belumlah sedahsyat bank konvensional. Bila mungkin pertumbuhannya meningkat namun masih relative kecil bila dibandingkan bank konvensional yang menggunakan praktik riba. Upaya peningkatan peran dan eksistensi perbankan syariah di masyarakat masih terus ditingkatkan dengan berbagai metode sosialisasi. Tantangan yang dihadapi kini salah satunya adalah bagaimana meningkatkan marketshare perbankan syariah hingga setara dengan perbankan konvensional dan meningkatkan aspek kepatuhan syariah tidak hanya pada produk, tetapi juga keseluruhan standard prosedurnya.

Adapun beberapa keunggulan perbankan syariah, antara lain: menjamin sinkronisasi sektor keuangan (perbankan) dengan sektor riil karena setiap transaksi bank syariah harus memiliki underlying asset/usaha riil sehingga memperkecil dan menghambat kemungkinan kondisi bubble economic secara makroekonomi serta lebih berpihak kepada usaha menengah, kecil dan mikro. Dalam Islam, jika uang tidak dikelola atau diam, maka tidak akan ada valuenya sehingga setiap uang yang ada akan lebih berguna bila dikelola dengan baik pada sektor riil. Artinya, orang yang paling giat mengelola atau mengusahakan perputaran uang tersebutlah yang akan menjadi kaya. Berbanding terbalik dengan sistem konvensional di mana orang kaya adalah orang yang paling banyak uangnya. Jika hal ini dipelihara terus menerus, maka jangan heran bila orang yang tidak punya uang akan menjadi lebih sulit kondisi ekonominya.

Ternyata, hingga sekarang memang tidak banyak yang memahami bagaimana system ekonomi syariah itu berjalan. Namun, upaya penyebarluasan pemahaman ekonomi syariah masih terus dilakukan melihat peluang pengembangan perbankan syariah yang masih terbuka. Antara lain: potensi pasar yang masih luas, pertumbuhan tahunan yang tinggi, peningkatan dukungan pemerintah secara perlahan, dan awareness dunia internasional terhadap industri. Semua ini dilakukan demi tujuan yang baik, maka tidak ada penyesalan untuk berjuang mengabdikan diri menuju kesejahteraan masyarakat yang hakiki.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Mahasiswi Psikologi UI 2010, suka dengan topik perempuan. Hobi diskusi dan jalan-jalan.

Lihat Juga

Seminar Nasional Kemasjidan, Masjid di Era Milenial

Figure
Organization