Topic
Home / Berita / Internasional / Afrika / Menanggapi Situasi di Mesir, Sikap SBY Semakin Tidak Jelas

Menanggapi Situasi di Mesir, Sikap SBY Semakin Tidak Jelas

sby prihatindakwatuna.com – Jakarta.  Kebengisan dan kekejian pemerintah kudeta semakin menjadi-jadi. Pembantaian yang mereka lakukan terhadap para demonstran damai khusnya di Rab’ah dan Nahdha benar-benar membuat dunia tercengang. Ribuan korban jiwa dan puluhan ribu yang terluka menjadi bukti bahwa apa yang dilakukan junta militer bukanlah aksi pembubaran demonstrasi, tapi merupakan kejahatan dan pembantaian.

Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar sudah sepantasnya melakukan aksi nyata didalam menyikapi situasi yang berkembang ini. Apalagi Indonesia sebagai sebuah negara yang berdaulat mempunyai hutang sejarah terhadap Mesir yang mengakui kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di saat negera-negara lain belum mengakuinya.

Alih-alih memberikan aksi nyata, pemerintah Indonesia melalui presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) malah menunjukkan sikap yang tidak jelas dan mendua. Walaupun sikap SBY ini tidak disampaikan melalui sebuah pernyataan resmi, tapi melalui akun twitter pribadi SBY, tapi ini sudah membuktikan bahwa pemerintah tidak memiliki sikap yang jelas terkait situasi di Mesir yang sudah jelas-jelas terjadi pembantaian dan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

“Situasi di Mesir makin memprihatinkan, korban jiwa mulai berjatuhan. Indonesia berharap, keadaan tidak memburuk. Indonesia juga berharap pemerintah & militer Mesir serta ikhwanul muslimin, berusaha kuat mencegah bertambahnya korban.” kata SBY lewat akun twitternya, Kamis (14/8).

“Saya berpendapat, meskipun sulit, solusinya haruslah “win-win”, didahului dengan penghentian semua aksi kekerasan dari ke 2 belah pihak,” kicau akun @SBYudhoyono diakhiri tanda *SBY* menandakan pernyataan itu resmi dari SBY, Kamis (15/8) dini hari.

Pendapat SBY yang menyatakan bahwa solusinya adalah dengan penghentian semua aksi kekerasan dari kedua belah pihak, sungguh sangat memprihatinkan. Bagaimana mungkin ditengah bukti-bukti nyata bahwa apa yang terjadi di Mesir adalah pembantaian, bukan bentrokan antara pemerintah kudeta dengan pendukung presiden Mursi, SBY masih saja mengeluarkan pendapat seperti itu.

Apakah Ribuan korban jiwa dan puluhan ribu korban luka-luka dari pihak demonstran belum cukup sebagai bukti bahwa apa yang terjadi di Mesir adalah sebuah pembantaian? Sementara dari pihak militer berapa korban jiwa yang jatuh atau luka-luka?

Mungkin ini yang disebut Presiden SBY sebagai aksi kekeresan dari kedua belah pihak. (sbb/b99/itn)

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Konflik Air Antara Ethiopia, Sudan, dan Mesir

Figure
Organization